Oleh: Anisa Rachma Agustina
Maraknya persaingan dalam lembaga pendidikan membuat madrasah harus senantiasa meningkatkan branding, hal ini dilakukan untuk menarik minat peserta didik dan juga orang tua untuk masuk dan bergabung dalam lembaga pendidikan di madrasah. Dengan adanya persaigan yang ketat antara sekolah negeri dan berbagai lembaga pendidikan swasta membuat lembaga pendidikan Islam madrasah harus memiliki strategi pemasaran yang harus dikolaborasikan dengan strategi bisnis dalam meningkatkan daya saing.
Strategi tersebut adalah strategi branding dengan menampilkan hal-hal positif dalam lembaga pendidikan tersebut untuk menarik minat para peserta didik. Branding utama dari madrasah adalah pembentukan akhlak kharimah dan pengetahuan keagamaan yang mumpuni dibanding sekolah yang tidak memiliki afiliasi madrasah, hal ini bisa menjadi jurus jitu karena pembentukan karakter peserta didik dimulai dari akhlak anak yang sesuai dengan tuntunan dan ajaran Rosul.
Branding untuk sekolah bukan hanya dimaknai menjual nama, lokasi dan fasilitas dalam sebuah lembaga pendidikan, namun menampilkan sisi unik, karakteristik, dan output yang dapat dihasilkan lembaga pendidikan tersebut. Apabila sekolah negeri menawarkan branding beasiswa BOS dengan biaya yang relatif murah untuk para peserta didik. Madrasah harus menampilkan mutu pembelajaran, kepuasan belajar wali murid dan peserta didik, prestasi siswa serta mutu lulusan. Dengan branding tersebut kepercayaan masyarakat akan menyeluruh pada lembaga pendidikan Islam yakni madrasah.
- Iklan -
Dalam pembentukan branding diperlukan sebuah manajemen, yang dimaksud dengan manajemen branding adalah pengelolaan yang memiliki tujuan terbentuknya merek yng kuat dengan ekuitas yang lebih tinggi. Membentuk sebuah merek membutuhkan investasi yang signifikan dari berbagai sumber. Apabila sebuah madrasah hendak menbangun sebuah merek yang ingin dikenalkan pada publik, semua elemen dalam madrasah harus bahu membahu menciptakan sebuah merek dan branding baik yang dikenal luas oleh masyarakat.
Branding ialah sesuatu yang khas, yang dapat dijadikan sebuah identitas dalam sebuah lembaga supaya lebih mudah diingat dan dikenali oleh mayarakat luas. Dengan kemasan branding yang baik hal ini diharapkan menjadi strategi yang dapat membuat madrasah menjadi primadona bagi masyarakat, menjadi kepercayaan bagi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya pada lembaga Islam. Lembaga-lembaga yang telah memiliki branding baik harus senantiasa dipertahankan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang harus memiliki branding bukan hanya merek-merek perdagangan atau perusahaan yang ada dibidang jasa, namun juga lembaga pendidikan yang mencetak generasi hebat bermartabat. Hal ini sesuai dengan jargon madrasah yakni madrasah hebat bermartabat.
Membentuk Branding pada Madrasah
Menurut (Sadat, 2009) manfaat branding dalam dunia pendidikan adalah untuk menghasilkan dan memberikan kekuatan jaminan nilai yang memiliki kualitas tinggi terhadap stakeholders. Hal ini akan memiliki dampak yang luas bagi institusi lembaga pendidikan tersebut. Produk dari lembaga pendidikan meliputi: peforma guru, tenaga pendidik, sarpras, manajemen sekolah, kegiatan dalam sebuah lembaga pendidikan, keikutsertaan peserta didik dalam berbagai lomba, serta lulusan yang mumpuni dalam berbagai bidang. Dengan branding yang kuat maka akan menumbuhkan kepercayaan terhadap lembaga untuk terus berkembang
Kemajuan branding madrasah dilihat dari pembentukan dan pengaplikasian strategi yang dalam lembaga pendidikan. Falsafah yang harus senantiasa diimplementasikan manajer lembaga pendidikan Islam ialah falsafah penjual. Menurut Qomar falsafah tersebut antara lain: berusaha memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat, berusaha bersikap ramah, berusaha mematok harga yang bersaing, berusaha menghibur pembeli, berusaha bersikap jujur, dan berusaha mampu menahan diri dari perasaan kecewa jika ada pembeli yang bersikap kurang menyenangka.
Pendapat Qomar ini dapat diimplementasikan dalam sebuah lembaga pendidikan yakni pertama, para pendidik dan stakeholder dalam sekolah harus senantiasa memberikan pelayanan terbaik mereka kepada peserta didik dan wali murid. Para pendidik harus memahami tupoksinya sebagai seorang pengajar, mengaplikasikan berbagai metode pembelajaran untuk memahamkan anak mengenai materi yang tenggah dikaji. Selain itu pendidik harus memberikan nilai-nilai kehidupan, nilai akhlakul kharimah, dan pembiasaan-pembiasaan keagamaan yang dapat dijadikan branding bagi bagi sebuah lembaga pendidikan Islam khususnya masdrasah.
Kedua, berusaha bersikap ramah, yakni selalu mengaplikasikan 5 S yaitu: senyum, sapa, salam, sopan, santun. Aplikasi 5 S bukan hanya dilakukan oleh guru atau pendidik, namun juga seluruh stakeholder dalam lembaga pendidikan. Pelayanan yang ramah kepada wali murid, kepada peserta didi, kepada setiap tamu yang datang dalam madrasah akan menciptakan lingkungan baik dan branding baik terhadap masrdrasah tersebut. Sehingga madrasah tersebut dikenal ramah tamah terhadap siapupun tamu yang berkunjung.
Ketiga, berusaha mematok harga yang bersaing, banyak sekolah yang menawarkan harga tinggi namun justru banyak digandrungi para wali murid hal ini disebabkan sekolah dengan biaya yang bersaing akan memberikan fasilitas terbaik untuk para peserta didiknya, akan memberikan pengajaran dan pembelajaran yang maksimal untuk para peserta didik. Hal ini dikarenakan para pendidik akan lebih fokus mengajar dan tidak memikirkan mencari pekerjaan sampingan karena honor sebagai guru tidak memenuhi kebutuhan. Para guru akan senantiasa menjalankan tupoksinya dan memberikan yang terbaik bagi peserta didik.
Keempat, berusaha bersikap jujur. Pada poin ini falsafah memegang erat nilai kejujuran harus dibiasakan dan diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari. Madrasah harus fleksibel dan jujur dalam pengelolaan, dana masuk dan keluar. Buat rapat khusus pleno bersama wali murid membahas mengenai hal ini, kejujuran ini akan memunculkan simpati dari peserta didik yang akan membuat branding transparan untuk madrasah yang sedang Anda kelola.
Kelima, berusaha menahan diri apabila ada kekecewaan dan perbuatan kurang menyenagkan dari pihak luar. Branding yang terakhir adalah menampakan sikap tawadhu/rendah hati. Apabila ada komplain dari wali murid atau lemabaga maupun beberapa pihak yang berusaha menjatuhkan, sikap madrasah harus senantiasa rendah hati, seperti pepetah dipuji tidak terbang, dicela tidak tumbang. Setiap warga masyarakat sekolah harus senantiasa kompak dalam menghadapi berbagai rintangan dan hambatan dalam setiap prosenya.
Madrasah dianggap berhasil ketika dapat memberi kepuasan kepada wali murid dan peserta didik. Memberikan output yang memadai dalam artian ketika peserta didik lulus ada hal baik yang bisa ia ceritakan tentang madrasahnya, ada keunikan dari madrasahnya yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dengan demikian banyak orang akan lebih mempercayakan madrasah sebagai tempat belajar bagi buah hatinya.
– Mahasiswa Prodi PAI, Penggiat Literasi Pena Aswaja INISNU Temanggung