Oleh Sam Edy Yuswanto*
Judul Buku : Hikayat Keajaiban Istighfar dan Shalawat Nabi
Penulis : Fuad Abdurahman
Penerbit : Republika
Cetakan : I, Juli 2022
Tebal : 296 halaman
ISBN : 978-623-279-144-2
Manusia diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah kepada Sang Maha Pencipta. Ibadah-badah tersebut akan menjadi bekal baginya untuk meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh karenanya, berusaha memperbanyak amal ibadah selama kita hidup di dunia adalah sebuah keniscayaan. Perihal ibadah, tentu memiliki makna yang sangat luas, baik ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah Swt., maupun ibadah yang berkaitan dengan sesama makhluk-Nya.
Shalat lima waktu misalnya, adalah termasuk ibadah yang langsung berhubungan dengan-Nya. Berbuat kebaikan seperti membantu sesama, adalah contoh ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia. Membaca Al-Qur’an, bershalawat, dan membaca kalimat-kalimat zikir juga termasuk ke dalam amalan ibadah yang sangat baik dirutinkan oleh setiap muslim di mana pun berada.
- Iklan -
Bicara tentang kalimat zikir, ada penjelasan menarik yang saya temukan dalam buku “Hikayat Keajaiban Istighfar dan Shalawat Nabi” karya Fuad Abdurahman (Republika, 2022). Zikir artinya mengingat. Zikrullah berarti mengingat Allah. Ingat bahwa kita adalah makhluk ciptaan Allah, ingat bahwa kita adalah makhluk yang tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa. Kita dapat hidup karena dihidupkan Allah dan kita bergerak karena digerakkan oleh Allah.
Berzikir boleh kapan saja, asal memenuhi syarat dan ketentuannya. Seorang yang meneladani Rasulullah Saw., dia akan banyak berzikir dengan senandung iman, nyanyian kecintaan dan lantunan kerinduan yang menggetarkan jiwa hingga membuat suasana indah memesona (hal 1).
Fuad Abdurahman menjelaskan bahwa setiap zikir atau doa yang kita ucapkan semuanya adalah baik, selama doa tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Banyak doa atau zikir yang bisa kita ambil dari Al-Qur’an dan sunnah Nabi Saw., seperti zikir Al-Ma’tsurat (zikir sesuai dengan tuntunan dari Nabi Saw), yang banyak dibaca oleh kaum muslim setiap hari.
Kekuatan sebuah zikir itu sangat dahsyat. Ia bisa menembus tujuh lapis langit dan sampai ke hadirat Allah Swt., para malaikat menjadi gaduh karena zikir tersebut serta Arasy Allah berguncang karenanya. Tentu saja, zikir yang bisa menembus sampai langit ketujuh itu dibaca dengan kondisi hati yang ikhlas dan khusyuk, jiwa raganya hanya tertuju pada Zat Yang Mahakuasa, Pencipta alam semesta yaitu Allah Swt. (hal 10).
Zikir ibarat makanan bagi jiwa kita. Dalam buku ini diungkapkan, jika makanan diibaratkan sebagai asupan jasmani, maka zikir adalah asupan rohani. Zikir merupakan suatu kebutuhan psikis manusia yang merindukan ketenangan dan kebahagiaan. Di samping itu juga dapat memberikan bimbingan jiwa manusia untuk memotivasi berbuat baik dengan mencegahnya dari perbuatan dosa, menghidupkan hati sanubari, dan meningkatkan jiwa agar jangan lalai dan lupa kepada Allah Swt. Zikir juga bisa membuka pintu-pintu cakwarala, menghapuskan kesalahan, dan menghilangkan kesepian antara hamba dengan Rabb-nya.
Istighfar termasuk zikir yang sangat bagus sebagai sarana memohon ampunan dan pertobatan kita kepada Allah Swt. Ya, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap manusia sulit terlepas dari dosa. Kadang, atau bahkan sering, kita bertemu hal-hal yang menyebabkan kita melakukan dosa, baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja. Namun jangan sampai kita menyepelekan dosa-dosa tersebut. Yang harus selalu kita ingat dan upayakan adalah berusaha menghindari beragam dosa, baik yang tampak kecil, lebih-lebih dosa besar.
Karena manusia sulit terlepas dari dosa, maka memperbanyak istihgfar setiap harinya adalah sebuah keniscayaan bagi setiap muslim. Jangan sampai kita merasa sudah terbebas dari dosa. Jangan pula merasa sudah alim dan banyak beramal sehingga dengan sombongnya mengabaikan bacaan istighfar dan kalimat zikir lainnya.
Kata istighfar sering digunakan dalam pengertian tobat, karena keduanya sama-sama memiliki pengertian kembali kepada Allah Swt. dan harapan agar Dia menghilangkan apa-apa yang tidak baik. Bedanya, istighfar berupa permohonan lisan seorang hamba, sedangkan tobat berupa usahanya (hal 30).
Selain istighfar, membaca shalawat juga termasuk ke dalam amalan yang bernilai pahala besar. Fuad Abdurahman menjelaskan, shalawat secara terminologi bermakna “menyampaikan permohonan doa keselamatan dan keberkahan kepada Allah untuk Nabi Muhammad SAW dan yang membacanya akan mendapatkan pahala”.
Buku ini dilengkapi dengan kisah-kisah menarik yang dapat membantu kita merenung sekaligus termotivasi untuk banyak berzikir dan berdoa. Menurut saya, buku karya Fuad Abdurahman ini sangat menarik untuk dibaca dan diamalkan isinya oleh seluruh umat Islam. Wallahu a’lam bish-shawaab.
*Sam Edy Yuswanto, penulis lepas mukim di Kebumen.