Oleh Intan Azizah Fajrianingrum
Sebuah kisah cinta yang mengharuskan tidak saling memiliki. Pemicu konflik yang menjadikan hal tersebut adalah latar tempat mereka. Pada setiap cerita yang ditulis oleh pengarang memiliki akhir cerita yang berbeda. Terkadang setiap pengarang tidak hanya menceritakan cerita itu sendiri, namun memiliki pemikiran untuk membuat alur cerita yang dapat menarik pembaca serta bagaimana sifat-sifat tokoh yang ada di dalam cerita itu sendiri. Pengarang mencoba membuat cerita yang menarik dan yang berbeda dari cerita yang lain. Kisah cinta yang disebutkan merupakan kisah cinta antara Toyib dengan Siti.
- Iklan -
Begitulah, hubungan cinta manusia yang memiliki banyak makna terkadang penuh cobaan yang tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Selalu saja adanya di dalam hati mereka tersimpan cinta yang mendalam, yang menggoda untuk menghadirkan sebuah pertemuan yang mesra. Namun, sebelum hal tersebut akan menjadikan adanya masalah-masalah baru atau yang lebih besar, alangkah lebih baik perasaan cinta yang dalam itu dihentikan. Di dunia ini banyaknya kisah cinta yang tidak berjalan baik tetapi selalu memperjuangkannya untuk bisa hidup bersama dengan kisah cintanya.
Cerpen karya Eka Kurniawan yang berjudul Sumur ini adalah satu contoh tentang kisah cinta yang tidak bisa saling memiliki. Melalui kreativitas penulis yang melahirkan sebuah karya sastra cerpen ini. Sebagai pembaca kita disini bisa merasakan kepekaan penyair dalam menceritakan kisah cinta yang penuh dengan rintangan. Penyair mengolah cerita dengan sangat baik yang menyampaikan pesan tertentu. Dengan cara itu menjadikan sebuah cerita lebih bermakna dan kita sebagai pembacanya mencoba untuk menangkapnya. Ceritanya mampu meneror mental bagi yang membaca dengan banyaknya kisah lika-liku di dalamnya.
Cerita ini berpusat pada latar tempat sebuah sumur di kampung halamannya. Sumur merupakan penanda bagi setiap cerita yang didalmnya. Dalam kisah yang berjudul sumur ini penyair menghadirkan kejenakaan yang gelap, semuanya serba murung. Tidak adanya kisah kecil orang yang bisa membaik keadaan dengan ide yang baik dan adanya keberanian yang ajaib, seperti kisah yang dapat ditemui dalam Kumpulan Cinta Tak Ada Mati. Hal tersebut menjadikan adanya kemenarikan yang membuat pembacanya lebih bersemangat dalam kisah cintanya itu tidak hanya sebuah kemurungan dan tidak keberanian yang bisa dilakukannya.
Tapi, penyair tetap menggunakan kata-kata yang sederhana dan lugas dalam menceritakan kisah cinta tersebut. Mereka tetap tidak mendayu-dayu meskipun tetap dipilih dengan baik untuk menggambarkan suasana murung dari keseluruhan ceritanya. Semua itu menjadikan sumur mampu menggambarkan bagaimana sebuah perubahan kondisi alam yang tidak hanya memiliki dampak pada kehidupan fisik manusia tetapi juga pada psikis manusia. Bagaimana sebuah hubungan antar sosial mereka yang terkoyak dengan banyaknya perubahan. Kisah cinta mereka tersapu dengan kekeringan yang berkepanjangan dan tidak pernah untuk kembali.
Akibat sebuah perubahan alam, manusia tidak hanya kehilangan mata pencahariannya namun menghadapi segala cobaan seperti menghadapi berbagai penyakit, cuaca, dan kekurangan sumber makanan seperti air dan makanan. Manusia juga memiliki sifat yang banyak bisa saja depresi, marah, kecewa, hilang harapan, dan lain-lain. Dalam kisah cerita pendek ini penulis tidak baik hati dalam melukiskan lebih detail tentang suasana alam dan perubahannya dikampung yang diceritakan di dalamnya. Hanya adanya sedikit gambaran yang terasa, tidak seperti karya Ahmad Tohari yang berjudul Olenka Budi Darma atau Orang-Orang Proyek.
Kisah cinta mereka yang penuh dengan berbagai rintangan, pada akhirnya mereka bisa melewati cobaan tersebut. Namun, mereka gagal dalam mempertahankan diri dari cinta sebagai sebuah cobaan itu sendiri. Cinta yang memancing mereka untuk menjadikanya cinta itu tidak alami. Kisah cinta mereka tidak selaras karena adanya suatu dosa yang dimiliki. Suami yang dicintai bukan seorang yang selaras alam, ia datang dengan seolah-olah sebagai bujangan sementara aslinya ia sudah memiliki istri pertama. Berbagai kecemburuan datang namun justru mendapatkan kekerasan verbal dari suaminya.
Dalam kehidupan ini realitas tidak selalu memungkinkan bagi kita untuk memiliki sikap yang alami. Mengungkapkan sebuah kebohongan yang dilakukan tokoh dalam satu kalimat itu tidak mudah pada sebuah esai. Banyaknya faktor hambatan yang ada pada cerita pendek tersebut yang diantaranya hambatan emosional yang memiliki keinginan untuk sukses, dan adanya hambatan repsesi dari kuasa yang telah dikonstruksi lama untuk secara tidak sadar dapat dirasakan lebih besar. Hal yang menjadikan hidup Siti dan Toyib tidak bahagia merupakan tindak menyerah terhadap ketidakmudahan untuk bercakap-cakap, tentang apapun itu yang hanya dengan dipisahkan oleh sumur.
Dalam kisah cinta mereka tidak menularkan kebahagiaan kepada pembaca. Jika memang kisah cinta mereka tidak bisa bersatu karena adanya sebuah kebohongan atau Toyib merupakan kutukan alam, maka ketidakbahagian mereka kemudian dapat ditularkan pada dua karakter yang bisa mereka tindas. Istri yang sudah berubah menjadi lemah, namun pada awalnya memang sosok Siti adalah sosok yang tanpa daya. Yang akhirnya menjadikan lingkungan yang penuh dengan ciri khas segala penindasan tanpa adanya pemikiran yang matang dan panjang sebelum bertindak.
Toyib dan Siti setidaknya telah menggambarkan kekuatan Eka Kurniawan dalam menceritakan. Dengan kata lain, dalam pemilihan tokoh-tokohnya menjadikan faktor penting utama dalam cerpen-cerpennya. Kekuatan yang ada pada karakter tokoh menjadikan penulis leluasa untuk menghadirkan sebuah peristiwa dan konflik, meski konflik tersebut memiliki sifat batin dan mental. Tema yang menarik tentang adanya sebuah alam seperti terwakilkan oleh Toyib dan Siti. Hal tersebut menjadikan penulis leluasa dalam menghadirkan latar tempat sumur ke dalam ceritanya. Meski kadang banyaknya cerita yang monoton, setidaknya banyak hal yang bagus dan jelas dalam Karya Eka Kurniawan.
– Intan Azizah Fajrianingrum, lahir di Banyumas, 23 Agustus 2001. Mahasiswa program sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Sebuah karya essai diatas merupakan pertama kali di buat, berjudul ”Cerita Cinta yang Rumit”. Ia saat ini tinggal di Klapagading Kulon, Wangon. Ia dapat dihubungi melalui ig @intanazizahf atau melalui surel intanazizahf@gmail.com.