Menjelang Ramadhan
Bagaimana mengungkapkan mistis rindu dalam hati
Saat semua orang sibuk menyambut bulan suci
Suka duka di perantauan adalah nasib sepi yang kudekap saban hari
Bulir-bulir rindu menguatkan pundakku
Aku harus pulang segera
Biar dendam kesumat kangen dalam dadaku
Mengalir deras memeluk empunya
Biarpun kau menyibukkan diri dengan harapan baru
Biji-bijian rindu itu tetap harus kau petik
Memeluk malam dengan doa-doa panjang
Membisikkan namamu dalam kegigilan sebelum fajar
: Ibu
Ponorogo, 2022
Langit Paling Biru
Sam, kemarilah dan menarilah bersamaku
menyusuri setiap detak kota yang kian sepi
kau semakin murung memunguti bijian nasib yang dialamatkan kepadamu
kau seperti selembar kertas kusut
- Iklan -
Sam, aku ingin memiliki seluruh ingatanmu
bukan lagi berpijar pada masa lalu
tetapi menyambut hidup masa depan dalam bayangan
kau harus tetap hidup
kenangan adalah selembar kertas yang harus ditinggalkan
Sam, dunia baruku adalah kamu
kau yang tak pandai berkabar itu
membuatku gigih melawan nurani dalam detak jantung lebih banyak daripada biasanya
kau mendebarkan tubuhku
Sam, aku tak bisa berpikir jernih
bagaimana senyummu bisa mengalihkan seluruh pikiranku
mencintaimu dalam sepi paling asing
Sam, bagaimana cara mengkhianati cinta yang terus tumbuh memanjang dalam kepalaku
kau hanya bersikap biasa saja itu
membuat pengharapanku luruh
Sam, aku ingin memiliki ingatanmu
apa yang kau pikirkan hari ini dan esok
melihatmu selayak menatap langit paling biru
Ponorogo, 2022
Bumi Manusia
di sini, hari ini.
di bumi,
musim hujan.
semua manusia berebut kehangatan di bumi (kepala bumi, tangan bumi, wajah bumi, perut bumi, kaki bumi, telapak kaki bumi) bumi kami tiba-tiba panas, terkadang hujan. panas-hujan-panas-hujan, jemuran tidak kering-kering, air mata bumi mengering.
yang tinggal di bumi:
bekerja di perut bumi, memikirkan nasib diri sendiri di telapak kaki bumi, mengubah nasib di atas bumi, mengolah puisi di wajah bumi, memikirkan nasib kepala bumi, menyewa tangan bumi
di jual ke pasar bumi
di barter dengan bahan pokok bumi
ditumbuk dengan alu bumi
dimasak di dapur bumi
dijadikan rupiah untuk tinggal di bumi
tetapi kami sering tidak tahu persoalan bumi manusia, apakah masalah yang paling mutakhir dibicarakan? bagaimana solusi yang tepat. sebelum benar-benar terjawab, kecanggihan layar android mengganggu tidur-tidur manusia, ada yang lebih dari sekadar persoalan sepele manusia?
ketidakmampuan kami menjawab soal hanya akan mengendap di kepala, menjadi peluh keringat yang jatuh di bumi, menjadi kotoran bumi, menjadi pengap udara bumi, menjadi panas bumi, menjadi hujan bumi.
di belantara jauh,
bumi manusia adalah manusia bumi itu sendiri.
seorang perempuan bumi manusia, ingin berjalan bersama seorang lelaki bumi manusia, tapi jarak telah mewartakan dan menertawakan dirinya. memang perempuan itu hanya butuh di dengarkan oleh bumi. ia ingin menangis seperti anak kecil di perut bumi. tanpa memikirkan apa-apa.
ia memungut bumi, melemparkannya ke danau manusia. ia ingin terus menangis di hadapan kepala bumi, merengkuh rindu yang tumbuh memanjang di jantungnya yang berirama. bumi menghadirkan hujan, menetes satu per satu ke matanya.
perempuan itu menangis bersama hujan bumi, ia tabah menderita. pikirannya kembali jernih, ia tersenyum pedih tapi lengkung pipinya terlalu manis.
di sela-sela kesunyiannya menanggung rindu di bumi manusia, berkatalah ia dalam hatinya, mulai esok dan seterusnya kau tidak boleh kangen lagi kepadanya, tak boleh!
sebab jarak bumi tak memihak kepadanya.
Ponorogo, 2022
Terinspirasi karya Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, 1980.
Nyekar
doa-doa di langitkan
tetesan air mata jatuh satu-satu
puluhan santri khusyuk berada dekat denganmu
kami merasa panjenengan masih di sini
sebab makammu berada di pelataran asrama
sugeng sonten bapak kiai
kami tetap meminta berkah darimu
lewat iringan tahlil dan selawat
mematuhi perintahmu dengan khidmat
kemboja berguguran
kidung rindu kekal dalam ingatan
harum tanah makammu masih seperti baru
meskipun sudah berbulan-bulan lalu
daun-daun berzikir sendu
arus udara silir-semilir
suara kami menggema dan bersahut-sahutan
Indramayu, 2022
*Panjenengan: Anda, Kamu (Bhs Jawa untuk orang yang lebih tua atau menghormati pembicaranya)
*Sugeng Sonten: Selamat Sore
Kereta Api dalam Gambar
Ada denyar aneh kala melihat kereta api
Kerap kali air mata jatuh satu-satu
Alasan lain adalah gambar kereta api itu
Membawa sebagian hatiku berlarian menuju rumah
Melempar tangis paling misterius
Menjamu hari dengan letupan kangen yang menggebu
Mencium aroma khas masakanmu
Di beda provinsi itu
: Ibu
Ponorogo, 2022
*Barokatus Jeh adalah nama pena yang lahir di Indramayu, menjadi musafiroh di kota Reyog, tepatnya Al-Muqorrobin. Sedikit karyanya tersebar di media daring dan luring seperti: Radar Madiun, Cerano.id, Literasi Kalbar, Apajake.id, Mbludus.com, Magrib.id, Medan Pos dll. Bergiat di Kelas Puisi Bekasi (KPB). Mengarsipkan tulisannya di ig: @octa_essalamah