Oleh Fitria Nurul Azizah
Kesejahteraan manusia dan sebuah keluarga sangat berkaitan erat dengan kemampuan finansial yang dimiliki. Kemampuan finansial bukan hanya pada kemampuan untuk mendapatkan pendapatan yang cukup melainkan juga kemampuan untuk mengelola keuangan secara bijak dan tepat. Pengelolaan keuangan mempunyai peran yang sangat signifikan dalam menentukan tingkat kesejahteraan seseorang dan keluarga. Kesulitan keuangan keluarga bisa datang dari pengetahuan keuangan yang tidak memadai dan berhubungan dengan kesehatan individu dan keluarga mereka secara fisik, ekonomi, dan psikologis. Kondisi lain yang dapat meningkatkan beban keuangan keluarga yaitu keputusan ekonomi untuk meningkatkan utang konsumen dan resiko kebangkrutan, kehilangan tabungan dan investasi untuk pensiun, dan pengelolaan keuangan yang tidak bijak.
Banyak studi yang memberikan informasi bahwa sikap seseorang dalam mengelola keuangannya, berkaitan dengan pola konsumtif, pola belanja, dan pilihan mereka untuk menggunakan uangnya untuk barang atau asset tidak berharga atau tidak produktif, membeli tanpa perencanaan, membeli tanpa mempertimbangkan manfaat, bersifat hedon, mengutamakan lifestyle, menjaga gengsi dan pengakuan status sosial mengancam kesejahteraan dan keamanan masa depan seseorang dan keluarga secara menyeluruh yang berdampak pada kesejahteraan ekonomi suatu bangsa/negara secara lebih luas. Kebiasaan konsumtif ini atau perilaku hedon ini tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga sudah terjadi pada anak-anak, karena orang dewasa yang menjadi contoh teladan tidak memberikan pelajaran atau contoh yang baik sehingga anak-anak mengikuti kebiasaan atau perilaku yang salah.
Orang tua sebagai teladan bagi anak.
Orang tua sebagai teladan bagi anak bertanggung jawab untuk memelihara, mendidik dan melindungi anak. Suasana hubungan di dalam keluarga memberi corak bagi perkembangan anak usia dini. Keluarga yang hangat memberikan kestabilan jiwa pada seorang anak, kematangan dalam emosi, dan kesukaan dalam belajar.
Mengingat pentingnya pendidikan anak usia dini, peran orang tua dalam menumbuhkan kembangkan anak sangat diperlukan. Dorongan atau motivasi dari orang tua akan membuat anak bertumbuh dan berkembang dengan baik. Orang tua diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak seperti berpikir, berkomunikasi, berkreasi, sains, olah raga dan sebagainya sehingga potensi-potensi tersebut dapat berkembang secara optimal, sehingga anak tumbuh menjadi anak yang mandiri, sehat dan cerdas.
- Iklan -
Pendidikan literasi keuangan sangat diperlukan terutama dalam keluarga. Hal ini diperlukan untuk mendidik manusia yang sadar dan paham tentang bagaimana cara mengelola keuangan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan literasi keuangan harus diberikan sedini mungkin, yaitu pada anak usia pra sekolah atau anak usia dini. Pengenalan terhadap pengetahuan literasi keuangan semenjak dini akan membuat anak-anak terbiasa mengelola keuangan dengan baik dan benar di masa yang akan datang. Menurut hasil survey nasional literasi dan inklusi keuangan nasional yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016, hanya sekitar 29,7 persen masyarakat yang telah mampu atau paham literasi keuangan. Hal ini sangat memprihatinkan, yang di lain sisi hal ini menjadi pemicu dari banyaknya masalah keuangan yang dihadapi oleh masyarakat (OJK, 2017). Pendidikan literasi keuangan pada anak bukan sekedar tentang pengenalan uang, namun merupakan suatu konsep tentang pengenalan pengelolaan keuangan secara bijak. Anak dilatih untuk mempunyai kemampuan mengontrol pengeluaran keuangan. Anak pun dididik untuk dapat membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan.
Literasi keuangan yang diberikan pada anak usia dini dapat memberikan pemahaman yang baik terhadap kemampuan anak dalam mengelola keuangan. Kecerdasan financial yang baik bagi anak dapat dipupuk melalui kegiatan ekonomi yang melibatkan anak. Misalnya ketika berbelanja dipasar, anak dilibatkan dalam hal pemilihan dan pembayaran barang. Contoh lain adalah mengajarkan anak menabung sedini mungkin agar dapat menjadikannya sebuah kebiasaan baik. Selain itu contoh lain penerapan literasi keuangan adalah dengan mengajarkan anak untuk berwirausaha yaitu berjualan, harapannya agar anak mandiri.
Untuk mengajarkan literasi keuangan pada anak diperlukan peran utama dari orangtua agar pendidikan keuangan benar-benar terinternalisasi pada pola fikir serta dapat termanifestasi pada perilaku anak sehari-hari. Karena orangtua merupakan sumber pertama yang harus mengenalkan pada anak tentang bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik. Kepedulian orang tua terhadap literasi finansial pada anak secara tidak langsung dapat mempengaruhi alam bawah sadar anak untuk bijak dalam mengelola apa yang dia miliki.
-Penulis adalah mahasiswi Ekonomi Syariah UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto