Oleh Sam Edy Yuswanto*
Judul Buku : The Magic of Body Language
Penulis : Danish Ahmad Haidar
Penerbit : Araska
Cetakan : I, Oktober 2021
Tebal : 232 halaman
ISBN : 978-623-7910-54-1
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran manusia lainnya. Andai ada manusia yang mengaku dapat menjalani kehidupan seorang diri, –tanpa menjalin hubungan dengan orang lain, maka hal tersebut bukan kehidupan yang sempurna. Dia akan merasakan tekanan batin.
Danish Ahmad Haidar menjelaskan bahwa berhubungan dengan orang lain bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Manusia butuh makanan dan dia tidak memenuhi kebutuhan itu dengan dirinya sendiri. Dia membutuhkan manusia lain untuk memenuhi semua kebutuhannya. Selain sandang, pangan dan papan, kebutuhan manusia yang harus dipenuhi antara lain kesehatan, keamanan, ketenteraman, keselamatan, dan kebutuhan akan dihargai dan menghargai. Apabila kebutuhan manusia dapat terpenuhi maka dapat dikatakan kehidupannya telah mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.
- Iklan -
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu, orang tidak bisa mengusahakannya sendiri atau semua tidak bisa dibuat sendiri. Ia mmebutuhkan orang lain untuk bisa memenuhi kebutuhannya, baik dalam bentuk meminta, memaksa atau menukar. Cara-cara pemenuhan kebutuhan itu pada intinya adalah bagaimana seseorang berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain. Jadi, berhubungan dengan orang lain menjadi kunci untuk pemenuhan kebutuhan setiap manusia (hal. 13).
Mengenal Jenis Bahasa
Setidaknya ada dua bahasa yang biasa digunakan dalam berhubungan dengan sesama manusia. Yakni bahasa atau komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal misalnya berupa ucapan atau kata-kata. Sementara komunikasi nonverbal berkaitan dengan bahasa tubuh atau istilah lainnya body language. Sebagaimana dipaparkan dalam buku ini bahwa dalam ilmu komunikasi, body language adalah bagian dari komunikasi nonverbal. Para ahli komunikasi menyebut bahwa yang termasuk body language adalah bahasa isyarat, intonasi, gaya berbicara, gerak tubuh dan bagian-bagiannya.
Dengan komunikasi nonverbal yang berupa body language maka kita dapat menyampaikan tiga fungsi yang berbeda-beda dalam berinteraksi secara langsung. Pertama, body language dapat mengomunikasikan makna khusus melalui penggunaan body language. Kedua, body language sebagai jaringan komunikasi yang kompleks dalam penyampaian pesan-pesan sehingga orang-orang dapat mengemukakan perasaan serta emosinya. Ketiga, body language memegang peranan penting dalam ujaran sehingga dapat menolong terjadinya komunikasi yang efektif (hal. 18-19).
Body language sebagai seni komunikasi nonverbal biasanya menyampaikan pesan yang menunjukkan orang sedang berpikir, menunjukkan rasa senang, simpati, setuju atau penghormatan, menunjukkan sikap tidak senang atau antipati terhadap orang lain, menunjukkan sikap menolak atau keheranan, dan menunjukkan sikap setuju atau menerima tawaran pihak lain (hal 30).
Karenanya, berkomunikasi dengan sesama, peran body language sangatlah penting. Karena dari bahasa tubuh kita akan dapat mengetahui atau mendeteksi apa yang sedang dirasakan atau dimaui oleh orang yang sedang kita ajak berkomunikasi. Termasuk ketika seseorang sedang berbohong atau sedang berlaku jujur, dapat terlihat dengan jelas dari bahasa atau gerak tubuhnya.
Kejujuran adalah sesuatu yang sulit ditemui sekarang ini. Banyak orang yang tidak percaya kepada orang lain karena kebohongan. Bahkan, banyak orang yang tidak tahu bahwa mereka sering dibohongi oleh orang lain. Memang tak mudah untuk mengetahui orang lain berkata jujur atau berbohong. Namun bukan berarti kita tak bisa mengetahui bahwa orang lain tersebut jujur atau tidak. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mendeteksi kebohongan yakni dengan memperhatikan komunikasi nonverbal (body language) orang lain (hal. 104).
Dalam buku ini Danish Ahmad Haidar juga menyertai keterangannya dengan memaparkan contoh-contoh body language yang biasa dilakukan oleh orang-orang saat sedang berkomunikasi dengan sesamanya. Misalnya gerakan membuka atau menutup telapak tangan saat sedang berbicara. Gerakan membuka telapak tangan, seperti ketika sedang menyajikan makanan, mengindikasikan sosok yang terbuka. Jika kondisi gerakan tangan ini dilakukan ketika dalam suasana rapat atau pertemuan, artinya orang tersebut terbuka dengan ide yang dituangkan dalam forum tersebut. Sementara itu, jika posisi telapak tangan menghadap ke bawah atau mengepalkan tinju, artinya orang tersebut berada dalam posisi kuat. Pertanda lainnya yaitu orang tersebut tidak terlalu fleksibel.
Terbitnya buku ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bacaan yang dapat menambah wawasan kita tentang pentingnya mengetahui bahasa tubuh atau body language setiap manusia. Dengan memahami hal ini, diharapkan kita dapat menjalin komunikasi yang baik dan harmonis dengan orang lain.
*Sam Edy Yuswanto, penulis lepas mukim di Kebumen.
Ratusan tulisannya tersebar di berbagai media, lokal hingga nasional, antara lain: Koran Sindo, Jawa Pos, Republika, , Kompas, Jateng Pos, Radar Banyumas, Merapi, Minggu Pagi, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, dll.