Oleh Dini Salamah
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam harus bebas dari bullying. Madrasah merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), dan Madrasah Aliyah(MA). Selain mempelajari ilmu-ilmu umum, madrasah dikhususkan untuk mempelajari ilmu-lmu agama. Karena kurikulum madrasah sendiri masih mempertahankan ilmu agama sebagai mata pelajaran pokok. Madrasah yang statusnya sebagai lembaga pendidikan Islam diharapkan mampu mendidik serta menghasilkan anak-anak cendekiawan yang cerdas, pandai dan trampil, khususnya dalam ilmu-ilmu keislaman.
Namun, belakangan ini kasus bullying tengah marak terjadi di kalangan anak pelajar. Terutama di lingkungan Madrasah. Bully/ bullying merupakan sebuah istilah yang berupa ancaman/ penindasan dalam bentuk kekerasan fisik maupun non fisik (kata-kata) yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain dengan tujuan menyakiti, melukai atau memperoleh keuntungan bagi para pelakunya.
Pada tahun 1982 di Norwegia ada larangan terhadap bullying di sekolah-sekolah. Setelah di adakannya kampanye besar-besaran anti-bullying di sana. Kampanye ini dilakukan akibat dari adanya peristiwa bunuh diri dari tiga orang murid sekolah dasar yang menjadi korban bullying boys oleh teman-temannya sendiri.
- Iklan -
Pada umumnya, korban bullying adalah anak-anak yang tidak berani melawan ketika di ancam atau diperas oleh pelaku. Korban bullying ini cenderung penakut dan cengeng. Sifat seperti ini biasanya akibat didikan dari orang tua yang cenderung terlalu mengatur anaknya secara ketat. Semua keputusan harus diatur dan di tentukan oleh orang tua.
Secara tidak langsung, didikan seperti ini menyebabkan anak tumbuh dengan keyakinan diri yang kurang memadai. Anak akan tumbuh menjadi seorang yang tidak mandiri, tidak berani mengambil keputusan serta takut menghadapi sesuatu yang baru. anak seperti ini akan mudah menjadi korban bullying oleh teman-temannya yang memiliki sifat agresif. Tak jarang korban akan dijuluki oleh teman-temannya sebagai anak mama, anak kesayangan, anak manja dan lain sebagainya.
Menumbuhkan rasa percaya diri kepada sang anak merupakan upaya yang bisa dilakukan untuk menghindarkan anak menjadi korban bullying di madrasah. karena pelaku bullying biasanya mengincar anak-anak yang cenderung pendiam dan penakut.Lingkungan keluarga berperan penting dalam upaya menghentikan bullying di madrasah. “Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia akan menemukan cinta dalam kehidupan”. Orang tua adalah figur pertama dan utama bagi sang anak. Mengajarkan kepada anak sikap saling menghormati, membantu, tolong- menolong, serta menghargai sesama teman merupakah sifat yang harus ditanamkan dalam diri anak sejak kecil dalam upaya menghentikan bullying di lingkungan madrasah.
Tindakan bullying tidak boleh dianggap remeh. Hal ini dapat berakibat buruk. Korban bully akan mengalami trauma, depresi, cemas, penakut, introvert, bahkan sampai tindakan bunuh diri. Para orang tua dan guru tak henti-hentinya harus berperan aktif dalam upaya menghentikan tindakan-tindakan bullying yang terjadi. Penanaman nilai-nilai tentang bahaya negatif yang di timbulkan akibat bullying harus di tanamkan dilingkungan madrasah. para guru harus memberikan penyuluhan –penyuluhan mengenai bahaya bullying. Anak-anak harus diberi pemahaman mengenai dampak negatif akibat bullying baik itu bagi korban maupun pelaku.
Berbagai hal bisa di lakukan dalam upaya menghentikan bullying dilingkungan madrasah. Salah satunya yaitu bersikap lebih waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan munculnya tindakan bullying. Jika ada anak/ murid yang mulai menunjukkan tingkah laku aneh seperti menyendiri, tidak mau berkomunikasi, membolos, malas pergi ke sekolah bahkan mogok sekolah dan lain sebagainya, Jangan langsung memarahinya atau memberi tanggapan dan anggapan bahwa anak tersebut nakal dan pemalas.
Orang tua harus mencaritahu terlebih dahulu apa penyebab anak bertingkah laku aneh. Selanjutnya orang tua dan juga guru memberikan solusi serta bimbingan dan penyuluhan kepada anak, sehingga anak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik dan mensosialisasikan kembali dengan teman-temannya.
Konten-konten pendidikan, khususnyaa yang membahas tentang bahaya bullying, dampak negatif bullying, cara mengatasi trauma akibat bullying dan lain sebagainya bisa menjadi referensi dalam pembelajaran. Konten ini bisa mengedukasi serta menambah wawasan tentang bullying bagi anak. Hal ini juga merupakan upaya yang dapat kita lakukan dalam rangka menghentikan bullying di lingkungan Madrasah. Selain lingkungan madrasah, lingkungan keluarga, lingkungan sosial masyarakatpun harus bersama-sama bersatu dalam rangka mewujudkan Madrasah anti bullying.
– Mahasiswi Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung.