Bogor – Bersinergi dengan semua pihak adalah kunci sukses memberikan layanan pendidikan Islam yang inklusif. Penyamaan visi antar direktorat dalam internal Ditjen Pendidikan Islam Kemanag RI karenanya menjadi sangat penting. Demikian disampaian Ibu Menag, Eni Yaqut Cholil Qoumas pada sambutannya saat menutup kegiatan konsinyering penyusuana roadmap pendidikan Islam inklusif di Bogor, 13-11-2021.
“ Saya mendukung dan menyambut bahagia sekali upaya strategis ini. Yaitu penyusunan roadmap untuk pengembangan pendidikan Islam inklusif yang akan berlaku tidak saja di madrasah, tapi juga di perguruan tinggi keagamaan Islam, pendidikan diniyah dan pondok pesantren, serta pendidikan agama Islam di sekolah. Karena itu penyamaan visi, misi dan persepsi antar direktorat di lingkungan Dijen Pendis Kemenag RI terhadapa layanan pendidikan Islam inklusif ini menjadi sangat penting”. Katanya.
Beliau menambahkan, dengan roadmap pendidikan Islam inklusif ini langkah kita bisa saling terkoordinasi antar direktorat, menjadi terstruktur dan jelas tahap demi tahapannya. Namun demikian, roadmap saja tidaklah cukup, mesti diikuti dengan komitmen dukungan pendanaan, sekalipun pendanaan bukan yang utama. Koitmen bersama, sinergitas dan melayani dengan hati terhadap semua anak bangsa untuk mendapatkan akses pendidikan secara adil dan setara adalah intinya. Tambahnya.
“ Selamat bekerja dan berjuang untuk mensukseskan tugas mulia ini. Mari kita libatkan hati dalam menangani pendidikan Islam inklusi ini. Tak lupa saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas jerih payahnya”. Pungkasnya.
- Iklan -
Sebelumnya diberitakan, bahwa Ditjen Pendis Kemenag RI sedang merampungkan roadmap pendidikan Islam inklusif. Siti Sakdiyah, koordinator tim roadmap madrasah inklusi melaporkan, bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian kegitan panjang penyusunan roadmap madrasah inklusi. Kali ini konsinyering untuk menyelaraskan antar direktorat di bawah Direktorat Jenderal Pendiikan Islam Kementeraina Agama RI.
Hadir dalam pertemuan ini adalah utusan dari direktorat KSKK Madrasah, direktorat GTK, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren dan Kesekretariatan Dirjen Pendis. Kegiatan ini juga melibatkan perwakilan dari Balitbang Kemenag RI dan Pusdiklat Kemenag RI. Tentu saja melibatkan Tim Penyusun Roadmap.Tim penyusun roadmap terdiri dari para praktisi, akademisi, perwakilan organisasi pemerhati inklusif, pengawas madrasah dan lemaga mitra pembangunan (Inovasi).
Direktur KSKK madrasah, Moh. Isom Yusqi, ketika membuka kegiatan ini (11-11-2021) berharap bahwa layanan pendidikan islam yang inklusif tidak boleh seperti proyek. Harus dipikirkan keberlangsungan dan keberlanjutan serta partisipasi semua pihak. Karena itu roadmap pendidikan madrasah inklusi ini menjadi sangat penting, agar semua tersinergi. Harus dirinci dalam bentuk turunan berupa kegiatan dan penganggaran yang jelas dan terukur. Ini tugas kita semua.
Lebih jauh, Moh. Isom menambahkan, bahwa penanganan pendidikan Islam inklusif bukanlah sekedar urusan sarana prasarana, fasilitas, dan kecukupan regulasi yang mengaturnya, namun lebih penting adalah urusan ketulusan hati dalam penanganannya. (ImamBk)