Oleh Deffy Ruspiyandy
Jika kita mampu membaca apa yang terjadi dan telah menimpa kita selama ini, tentu tak lepas dari ketentuan Allah. Menariknya, tak selamanya apa yang kita hadapi itu mudah dan terkadang berat untuk bisa menghadapinya. Semua itu adalah ujian dari Allah untuk menguji keimanan kita. Tentu saja semua ini adalah bentuk kasih sayang-Nya yang diperlihatkan kepada kita agar kita untuk selalu dekat dan semakin mendekat kepada-Nya.
Bahkan ketika musibah menimpa kita sekalipun tak ada yang lepas dari ketentuan-Nya. Hal tersebut menandakan bahwa kita selaku manusia memiliki keterbatasan dan selalu bergantung hanya kepada Allah.
Jadi teramat gegabah kalau ada keberhasilan yang didapatkan mutlak hasil diri kita sendiri. Bohong besar jika ada orang yang mengklaim seperti itu karena setiap manusia memiliki keterbatasan. Manusia bukan saja bergantung kepada Allah melainkan mereka pun bergantung kepada manusia lainnya.
- Iklan -
Oleh karenanya janganlah berburuk sangka ketika ada kesulitan menimpa diri kita. Sebab manusia yang hidup memiliki fitrah mendapatkan ujian dalam hidupnya. Keimanan seseorang takkan berarti apa-apa ketika alur yang dihadapi biasa-biasa saja. Namun jika yang dihadapi gelombang besar dan juga angin kencang yang menerpa hidup tentu akan semakin menguatkan keyakian kita bahwa yang terjadi hanya akan ringan dihadapi dengan keimanan yang kokoh. Keimanan yang kuat tentu saja akan menumbuhkan sikap optimis bahwa yang dihadapi akan mendapatkan kemudahan setelah Allah tahu kita bersunggu-sungguh kepada-Nya.
Firman Allah: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al Ankabut: 2)
Tak salah jika manusia takkan luput dari ujian dan cobaan dalam hidupnya. Bagaimana akan terukur tingkat keimanan seseorang jika tidak melalui ujian yang diberikan kepadanya. Seorang pelajar yang hendak lulus pada setiap tingkatan sekolah tentu akan menghadapi ujian. Itu semua adalah realita yang tak bisa dihindari hingga jelas manusia harus mampu mengerahkan kemampuannya untuk menghadapi semua itu serta yang tak boleh kita lupakan adalah doa yang selalu kita panjatkan hanya kepada Allah.
Benar iman yang dimiliki manusia kerapkali selalu naik turun. Tapi yakinilah, keimanan kita sendiri adalah modal berharga yang sangat besar dalam kehidupan yang dijalani. Kita senantiasa untuk selalu dituntut beribadah kepada Allah. Inilah yang kemudian mesti menyadarkan kita, dengan keimanan yang kokoh maka kita akan semakin meyakini tentang kebesaran Allah.
Jika demikian adanya maka setiap manusia takkan pernah lepas dari kesadarannya untuk selalu meminta kemudahan kepada Allah. Hakikatnya hidup yang dihadapi sesungguhnya sulit tetapi Allah yang selalu memudahkan urusan kita selama ini.
Artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah. (HR. Ibnu Hibban, No. 255).
Sehingga semakin tampak nyata bahwa kemudahan hakikatnya bukan dari hasil kerja keras kita semata melainkan ada ketentuan Allah di dalamnya. Dengan begitu, ketika menghadapi kesulitan yang nyata seharusnya orang beriman akan mampu tenang menghadapinya karena akan selalu ada jalan keluar yang tidak disangka-sangka. Sehingga ketika kesulitan menimpa lalu ada orang yang melakukan jalan pintas dengan jalan yang tak dibenarkan agama apalagi melakukan bunuh diri setelah tak mampu mengatasi kesulitan tersebut, tentu ini menjadi sebuah petaka karena sudah menjauh dan melupakan Allah. Karena kita mesti menggenggam iman secara utuh dan dibarengi ketakwaan agar apa pun yang terjadi kita selalu mendapatkan sesuatu yang terbaik dalam hidup yang dijalani.
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. (Surat Ath-Thalaq ayat 2-3).
Karenanya jika memiliki keinginan jika hidup minta dipermudah oleh Allah bukan sok merasa hebat bisa menghadapi segalanya. Namun yang paling bijak dalam hal ini adalah senantiasa meyakini Allah ada setiap peristiwa yang terjadi.
Tak salah jika kemudian kita diperintahkan untuk selalu memanjatkan doa kepada Allah agar urtusan kita dipermudah. Bukan saja kita selaku manusia biasa yang melakukan hal itu, namun para Nabi pun selalu memanjatkan doa karena kerap mengalami kesulitan dalam dakwahnya. Kemudian jika diberi kemudahan semuanya adalah Allah yang memudahkannya.
Jadi kemudahan itu mutlak milik Allah. Kita selaku manusia hakikatnya sangat sulit untuk menghadapi apa pun kecuali Allah sendiri yang mampu memudahkan kita dalam segala hal. Allah sendiri begitu menyukai orang-orang yang berusaha menghadapi kesulitan yang dihadapinya dan senantiasa memohon doa untuk dimudahkan kepada Allah. Memohon doa untuk diberi kemudahan adalah mutlak mesti senantiasa dilakukan karena pada realita kehidupan banyak sekali kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi.
Allahumma Yasir wala tu’assir.
Artinya: “Ya Allah permudahlah dan jangan Engkau persulit!”
Ya, tak terbayangkan oleh kita bersama jika Allah tak selalu memberi kemudahan kepada kita. Artinya, Allah begitu menyayangi kita semua. Karenanya kita harus menepikan jika suatu ujian menimpa kita selalu menuduh Allah seolah tak menyayangi kita padahal jika dipahami secara mendalam maka bisa saja kesulitan yang dihadapi Allah adalah sarana yang diciptakan untuk kita agar selalu mendekat kepada Allah hingga membuat kita selalu berdoa kepada Allah dan meminta kemudahan itu untuk disegerakan agar kesulitan yang ada segera berakhir.
Dalam hadis yang bersumber dari Abu Hurairah dikatakan bahwa pertolongan Allah pasti datang sebesar bantuan yang diperlukan (nazala al-ma’unah ‘ala qadr al ma’unah) dan kesabaran pun datang sebesar musibah yang menimpa (nazala al-shabr ‘ala qadr al-mushibah).
Tentunya semua ini harus menjadi renungan bagi kita bersama bahwasannya di balik kesulitan itu selalu ada kemudahan. Percayalah, kemudahan-kemudahan yang kita terima selama ini adalah kasih sayang Allah. Semua yang terjadi adalah ketentuannya. Oleh sebab itu janganlah kita berputus asa dari rahmat Allah karena senantiasa kemudahan itu akan selalu diberikan Allah kepada setiap orang asalkan orang tersebut yakin jika kemudahan itu dari Allah dan yakin jika semuanya bisa mudah karena Allah bukan karena dirinya sendiri. ***