Oleh Uswatun Musyarifah
Globalisasi membawa kehidupan manusia dipengaruhi oleh teknologi di segala aspek kehidupan. Hal tersebut membuat manusia bebas dan terbuka dengan informasi, termasuk berkembangnya ilmu pengetahuan. Akan teteapi proses tersebut seringkali menjadikan nilai materi lebih dominan terhadap nilai spiritual. Manusia menjadi lebih mementingkan kehidupan duniawi dan ukhrawi. Kondisi yang menghantarkan manusia menuju kehidupan yang serba maju ini, juga membuat manusia dilanda krisis. Krisis tersebut merubah nilai-nilai spiritual atau keagamaan. Nilai agama semakin memudar dalam sikap dan perbuatan manusia yang menyebabkan berbagai masalah kejiwaan pada manusia.
Masalah kejiwaan atau gangguan jiwa dapat didefinisikan dalam berbagai perspektif. Gangguan jiwa dapat diartikan kesulitan seseorang karena hubungannya dengan orang lain atau persepsi tentang dirinya sendiri yang ditandai perasaan cemas, tegang, tidak puas dengan diri sendiri, melebih-lebihkan masalah yang dihadapi, dan tidak mampu menghadapi masalahnya sendiri. Penyebabnya dapat terjadi karena tidak berfungsinya komponen kejiwaan pada dirinya atau dapat juga karena sumber dari luar seperti tidak terpenuhinya kebutuhan, sehingga tidak dapat memuaskan kebutuhan jiwa orang tersebut. Gangguan jiwa juga dapat diartikan keadaan fisik atau jiwa (mental) yang tidak normal karena sakit atau rusaknya anggota bagian tubuh atau tidak berfunginya komponen-komponen dalam tubuh.
Gangguan-gangguan jiwa tersebut dapat diatasi dengan bantuan medis atau dengan memenuhi kebutuhan jiwa orang tersebut. Kebutuhan jiwa manusia pada dasarnya bertingkat-tingkat. Kebutuhan tingkat tinggi tidak akan timbul jika kebutuhan tingkat yang lebih mendasar terpenuhi. Belum terpenuhinya tingkatan kebutuhan menimbulkan kekecewaan atau frustasi dalam hidupnya. Tingkat kebutuhan manusia dari yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan rasa kasih sayang, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuan akan aktualisasi diri. Oleh karena itu, untuk mengatasi gangguan jiwa, perlu diketahui ciri atau tanda atau gejala serta sumber penyebabnya.
- Iklan -
Kebutuhan tersebut mendorong manusia unuk berbuat sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya dengan terus berupaya memberikan arti terhadap hidupnya. Oleh karena itu, manusia mencari penyelesaian salah satunya dengan bantuan kepercayaan atau agama. Manusia kembali mengangkat jiwanya dan berusaha mempertahankan kehidupan dunia dan akhiratnya. Nilai agama digunakan untuk mengatasi masalah, ketegangan, kegelisahan, dan hal-hal yang membuat jiwanya terganggu. Keberadaan agama kembali menjadi penting dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi manudia dalam kehidupannya. Manusia mendapatkan obat jiwa dan mental dengan adanya agama.
Psikologi agama memberikan perspektif bahwa terapi agama sejalan dengan kesehatan mental dalam penyembuhan masalah atau ganggan jiwa. Terapi agama mewujudkan keserasian antara fungsi jiwa dan penyesuaian terhadap orang lain dan lingkungan yang berlandaskan keimanan dan ketaqwaan untuk mencapai hidup yang lebih bermakna dalam masyarakat. Terapi agama mengatasi masalah jiwa manusia dengan mengacu pada kitab suci dan aspek-aspek kejiwaan manusia dalam membina, memberdayakan, dan mengembangkan psikis. Hubungan suatu agama dengan terapi psikis sangat signifikan dalam mencegah munculnya masalah kejiwaan manusia karena adanya sikap penyerahan diri yang akan memberikan sikap optimis, rasa bahagia, senang, puas, dan hal positif lainnya serta terhindar dari rasa frustasi dalam hidup. Terapi agama dapat dilakukan oleh ahli medis seperti psikolog dan psikiater dengan cara mengembalikan kesadaran religius sehingga manusia dengan gangguan jiwa dapat disembuhkan.
Agama yang dimaksud adalah agama yang memberikan rasa iman dan yakin dalam diri seseorang untuk bisa pasrah dan memohon pertolongan Tuhan dari segala hal yang tidak menyenangkan dan dari segala masalah yang dihadapi. Terapi agama memadukan metode psikologi dengan ajaran agama terhadap masalah yang bersumber pada emosional untuk dikembalikan pada kesehatan dan keseimbangan jiwa. Agama tidak dapat dipisahkan dari urusan dunia sehingga kemajuan yang terjadi dalam kehidupan manusia dapat bersifat baik dalam perkembangan psikis terhadap diri sendiri masyarakat, dan lingkungan.
Psikologi Agama menawarkan solusi untuk mengatasi psikis manusia yang sedang dalam masalah. Terapi Agama mengatasi masalah psikis manusia sebagai kerangka acuan yang digunakan untuk membina dan mengembangkan psikis manusia dengan mengacu pada kitab suci dan aspek-aspek kejiwaan manusia.
Secara psikologi, agama merupakan bukti kepercayaan manusia terhadap Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Dengan agama manusia dapat menyadari eksistensinya di dunia ini. Hubungan antara agama sebagai keyakinan, dengan terapi psikis kejiwaan manusia sangat penting untuk menanggulangi masalah manusia, yaitu dengan sikap berserah diri. Setelah melakukan sikap berserah diri individu akan memilki pikiran yang positif dan optimis. Dengan demikian akan timbul perasaan-perasaan positif dalam bentuk rasa bahagia, senang, puas, dan sebagainya. Manfaat dari sikap ini adalah akan terhindar dari rasa frustasi dalam kehidupan, pikiran tenang, tentram, dan nyaman.
Psikologi Agama mengungkapkan empat motif agama dapat dijadikan upaya untuk mengatasi problematika manusia, yaitu : agama dapat dijadikan untuk menjaga kesusilaan, agama dapat dijadikan alat pemuas pengetahuan, agama untuk penghilang rasa takut, agama untuk menghilangkan rasa frustasi.
Agama dapat dijadikan untuk menjaga kesusilaan manusia karena dalam agama terdapat peraturaran-peraturan, tata krama bertingkah laku, dan agama mengajarkan sopan santun. Manusia yang patuh terhadap peraturan-peraturan agama akan memiliki susila yang baik. Agama menjadi benteng pencgahan terhadap rusaknya kesusilaan manusia.
Agama dapat menjadi alat pemuas pengetahuan karena dalam agama banyak pengetahuan yang menarik untuk dikaji. Sebagai contoh tentang terjadinya alam dunia ini dalam kitab Alquran telah dijelaskan akan menarik jika dikolaborasikan dengan ilmu pengetahuan umum. Pada dasarnya ilmu pengetahuan umum merupakan penjabaran dari ilmu agama khususnya dari penjelasan-penjelsan Al-Qur’an.
Agama untuk pengilang rasa takut karena dengan beragama manusia hanya mempunyai rasa takut kepada Tuhannya. Dengan beragama akan memiliki rasa aman dan nyaman. Tidak takut menghadapi cobaan yang dihadapi karena cobaan tidak akan melebihi batas kemampuan manusia itu sendiri. Semua cobaan pasti ada jalan keluarnya.
Agama untuk menghilangkan rasa frustasi karena manusia yang beragama memiliki tempat untuk berkeluh kesah. Dengan demikian rasa frustasi dan beban yang ditanggung akan berkurang. Manusia membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah guna melegakan hati yang gundah. Dengan hati yang lega rasa frustasi dapat dikurangi dana dapat menemukan jalan keluar dengan pikiran yang positif.
Dengan demikian psikologi agama dapat dijadikan sebagai terapi psikis manusia dengan mengetahui pentingnya agama untuk kehidupan manusia. Agama dapat dijadikan pegangan manusia yang sedang mengalami masalah. Dengan agama manusia percaya kepada Tuhannya. Setiap masalah yang dihadapi manusia akan menemukan solusinya.
-Penulis adalah mahasiswi STAINU Temanggung.