Semarang – Melalui Zoom Meeting, dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung Hamidulloh Ibda didapuk HMJ PGMI FITK UIN Walisongo Semarang sebagai narasumber pelatihan kepenulisan karya ilmiah, Sabtu (26/6/2021). Hadir melalui aplikasi dalam jaringan sekitar 100 peserta mahasiswa PGMI FITK UIN Walisongo.
Ketua Panitia Kegiatan Ulya Abqory Aniqoh yang diwakilkan Firman Sam Aliffian mengatakan kegiatan itu dapat menambah ilmu. “Melalui kegiatan penulisan kali ini kita dapat menambah ilmu penulisan. Saya harap peserta mengikuti acara dengan khidmah dan seksama, acara meski belum berguna, namun suatu saat akan berguna,” katanya.
Ketua HMJ PGMI FITK UIN Walisongo Roy Firmansyah mengatakan
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua partisipan yang telah bergabung dalam pelatihan kepenulisan ini.
Dalam penyampaian materi, Hamidulloh Ibda mengucapkan terima kasih kepada Rektor UIN Walisongo Semarang
Prof. Dr. Iman Taufiq, Dekan FITK UIN Walisongo Semarang Dr. Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag., Kajur PGMI FITK UIN Walisongo Hj. Zulaikha, M.Ag., M.Pd dan Sekjur FITK UIN Walisongo Semarang
Kristi Liani Purwanti, S.Si, M.Pd dan HMJ PGMI FITK UIN Walisongo yang sudah menggelar kegiatan tersebut.
- Iklan -
Ibda juga menjelaskan materi dari pengertian artikel/esai populer, ciri-cirinya, strategi mendapatkan ide, mengenal karakter media massa, strategi dimuat di media massa, sampai pada teknik mengirim artikel ke media massa.
“Artikel atau esai populer itu adalah karya tulis yang membahas isu/tema tertentu dengan isi pendapat pribadi, pikiran, gagasan, teori, data yang dimuat di media massa,” beber Ibda juga PJs Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan INISNU Temanggung tersebut.
Ibda menegaskan ada beberapa alasan mahasiswa harus menulis. Pertama, tidak ada orang besar tanpa tulisan. Kedua, wahana aktualisasi-inspirasi (kritik, curhat, berontak). Ketiga, investasi ide atau menjaga tradisi ilmiah.
Keempat, materi-imateri, kum (PAK), nama, grade akreditasi 9 kriteria pad aspek luaran. Kelima, menghidupkan budaya penelitian dan PkM. Keenam, syarat beasiswa. Ketujuh, mengabadi, dicatat dalam sejarah/ rekam jejak digital.
Ibda yang juga alumni PGMI FITK IAIN Walisongo mengajak kepada mahasiswa PGMI jangan mau kalah dengan mahasiswa prodi atau fakultas lain. “Mahasiswa PGMI memiliki potensi dan kemampuan sama dengan mahasiswa lain. Maka keunggulan itu salah satunya dengan menekuni dunia literasi,” ujar Dewan Pengawas LPPL Temanggung TV tersebut.
Usai penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan tanya jawab dan penutupan yang dimoderatori Alvina Diah Ayu Failani. (*)