Sejak turunnya surat keputusan (SK) dari Dirjen Pendis tentang penyelenggaraan Madrasah Riset keluar, LP. Ma’arif NU Jateng terus mendampingi madrasah-madrasah yang berada di bawahnya. Hari ini (01/03) LP. Ma’arif kembali mengajak Madrasah melakukan Focus Group Discussion (FGD) perencanaan program madrasah riset.
Acara yang digelar di Hotel Muria Semarang ini, dihadiri oleh Fakhruddin Karmani selaku wakil ketua I LP. Ma’arif NU Jateng. Peserta dari acara ini adalah kepala dan koordinator dari setiap madrasah yang mendapat SK riset. Adapun pembicara yang hadir di dalam acara ini, diantaranya adalah Amiroh Ambarwati selaku Pakar di LP Ma’arif NU Jateng, Miftahul Falah dari BDK Semarang, serta Agus Mujiono selaku pengurus LP. Ma’arif Jateng.
Di awal pembukaan, Fakhruddin karmani menyampaikan perkembangan LP. Ma’arif NU Jateng serta mengajak para madrasah untuk memulai membudayakan riset di madrasah-madrasah di bawah LP. Ma’arif NU Jateng. Selain itu, beliau juga menyampaikan akan mengawal madrasah yang telah mendapat SK.
Dalam penyampaiannya, Amiroh menyampaikan bahwa selama ini mindset kita mungkin riset itu sulit, karena biasanya hanya dilakukan di perguruan tinggi. Pemikiran seperti itu harus mulai kita pangkas. Mari kita mulai, bismillah nekat untuk melakukannya. Insyaallah nanti bisa.
- Iklan -
Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa LP. Ma’arif NU Jateng telah membentuk beberapa bidang diantaranya adalah Keagamaan, Sosial Humaniora, Sains, Teknologi, Kebumian dan kelautan, dan Rekayasa.
Selepas coffee break dilanjutkan oleh Miftahul Falah yang memberikan materi, beliau menyampaikan bahwa hal pertama yang dilakukan oleh madrasah adalah pemetaan minat dan mencari guru yang bisa membumikan ide anak sampai ke realisasi. Selain itu, beliau menambahkan jika madrasah riset perlu mencari kombinasi tim yang saling melengkapi, ada yang kompeten dalam komuniasi, ada yang kompeten dalam penelitian atau dalam penulisan.
“Awalilah Riset dari hal-hal yang berada di sekitar siswa seperti penelitian tentang alat pembuka durian, meneliti tentang daun jati untuk bungkus nasi buka luwur, meneliti jerami untuk alas keramik, dan lain sebagainya.” Tutur Falah di sela-sela penyampainya.
Sebagai penyampai pemateri yang pertama, Agus Mujiono dalam pemaparannya memberikan dukungan serta penyemangat bahwa Madrasah Ma’arif harus bisa dan jangan minder. Ia bercerita bahwa banyak orang-orang desa di pelosok yang berhasil di tingkat nasional dan itu dari madrasah ma’arif. Beberapa madrasah yang juara itu seperti MTs Hasyim Asy’ari Kradenan dan MA Riyaduth Tholabah Rembang.
Di akhir acara ini, Fakhruddin menyampaikan bahwa harapannya dengan adanya acara ini kita dapat memetakan apa yang diiginkan dan apa yang harus dilakukan untuk melangkah ke depan serta kita dapat melangkah lebih cepat dan dahulu daripada madrasah yang lain. (Aklis)