Oleh Rissanah
Saat ini, kita telah berada dalam sebuah era yang sangat erat kaitannya dengan teknologi komunikasi dan informasi. Kemajauan teknologi telah memberikan sumber (resources) informasi dan komunikasi yang amat luas dari apa yang telah dimiliki manusia. Meskipun peranan informasi dalam beberapa dekade kurang mendapat perhatian, namun sesungguhnya kebutuhan akan informasi dan komunikasi itu merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dari kebutuhan sandang dan pangan manusia. Dunia telah beralih dari era industri ke era informasi yang kemudian melahirkan masyarakat informasi (information society) dan melahirkan generasi yang tunduk terhadap teknologi yang ada terutama teknologi internet.
Rogers (2012: 137 – 149)menyatakan bahwa information society adalah sebuah masyarakat yang sebagian besar angkatan kerjanya adalah pekerja di bidang informasi, dan informasi telah menjadi elemen yang dianggap paling penting dalam kehidupan. Mengonsumsi internet bisa menimbulkan efek yang positif atau juga negatif dalam kehidupan kita.
Dalam era globalisasi teknologi dan informasi seperti saat ini banyak kemudahan yang kita rasakan. Tapi sebaliknya, tidak sedikit kesulitan pengendalian dampak teknologi dan informasi. Dari segi kemudahannya teknologi dan informasi, “Informasi merupakan salah satu di antara tiga sumber daya dasar (basic resources) selain potensi material dan energi. Oleh karena itu, seperti halnya materi dan energi, informasi dianggap tidak memiliki kegunaan praktis bila tidak dioperasionalkan, dan informasi hanya dapat dioperasionalkan melalui komunikasi.”
- Iklan -
Dengan perpaduan antara kemampuan teknologi tinggi dan jaringan-jaringan global, maka produksi informasi dapat meningkat dengan amat cepat. Dalam segi kesulitan yang dihadapi adalah dengan berkembangnya teknologi dan informasi pada era globalisasi pada saat ini, banyak generasi yang berubah drastis dalam pola kelakuan sosialnya, aspek sopan santun dan akhlakul karimah yang sesuai dengan kaidah agama dan masyarakat.
Meraka enggan menyentuh dengan tugas sekolah dan akademik. Apa kalian tidak miris melihat permasalahan yang ada, bukannya dengan kemajuan teknologi dan informasi yang ada menjadikan generasi yang lebih baik tetapi, malah sebaliknya. Seperti yang kita lihat sekarang ini. Dalam era globalisasi saat ini, hampir semua instansi telah membuka mata dengan memberikan perhatian terhadap perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi.
Kemajuan ini memberi dampak. Kepada kemajuan dimana organisasi atau instansi harus merubah sistemnya. Ke arah yang lebih baik dibandingkan dengan cara konvensional. Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi yang begitu pesat maka organisasi pun dituntut untuk bersaing secara kompetitif, agar kebutuhan manajemen dapat bekerja secara efektif dan efisien. Disinilah informasi memegang peranan penting, karena informasi dibutuhkan oleh semua pihak, baik individu maupun organisasi atau instansi. Dalam penelitian ini banyak orang yang kecanduan dengan internet dari mulai anak balita, anak remaja, dewasa sampai orang tua juga ikut kecanduan teknologi.
Banyak generasi milenial yang kacau gara-gara kemudahan teknologi dan informasi khususnya internet yang sekarang dapat dijangkau kapan saja. Dikutip dari Jurnal Analisa Sosiologi 3 (1), saat ini dapat kita lihat betapa kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir masyarakat, terutama di kalangan remaja. Kalo dulu kita lihat para siswa bersekolah dengan hanya membawa buku – buku pelajaran ataupun alat tulis, kini dapat kita saksikan para siswa berangkat sekolah dengan HP sebagai bawaan wajib mereka. Entah sebetulnya mereka benar – benar membutuhkan HP tersebut sebagai alat komunikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja sekarang, HP merupakan sarana gaul yang mutlak mereka miliki. Semakin bagus HP yang mereka punya, semakin merasa gaul dan percaya dirilah mereka (walaupun mungkin mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakan fitur – fitur canggih yang mereka punya di HP mereka).
Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat. Dan di akui atau tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka.
Bukan hanya HP saja, segala bentuk alat elektronik yang menjadi pendukung dalam kemajuan teknologi informasi yang ada. Tetapi akan menjadi nilai plus bagi kalangan yang mampu menggunakan dan mampu berpikir produktif akan kegunaan teknologi dan informasi. Manusia sekarang ini berada di era Revolusi Industri 0.4 yang mengubah pola dan cara hidup manusia secara fundamental, termasuk penggunaan bahkan kecanduan internet. Penggunaan internet bisa mempengaruhi paradaban di masyarakat umum.
Globalisasi secara dasar artinya menyeluruh. Dengan kata lain teknologi dan informasi. Dapat kita ketahui bahwa jaman sekarang, manusia sangat kompleks dalam penggunaan teknologi dan informasi khususnya untuk jaringan internet. Dalam penelitian bahwa separuh hidup manusia hanya untuk internet, atau malah tak bisa hidup tanpa internet.
Itu semua ditimbulkan oleh penggunaan internet yang berlebihan. Dapat berakibat dalam berbagai lingkup sosial, budaya, ekonomi, serta mind set lain yang positif dan negative. Kita sebagai konsumen tidak mungkin menolak apalagi memusuhinya akan tetapi kita hanya bisa memilih dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita tiru atau sebagai panutan serta kita dituntut untuk wajib mengelolanya dengan bijak.
Internet bisa menjawab rasa ingin tahu kita yang besar terhadap teknologi dan informasi. Tetapi di sisi lain, internet juga sebagai pisau bermata dua. Mengapa seperti itu, kita lihat sekarang banyak generasi muda kita terutama generasi penerus para pemimpin yang akan datang. Banyak generasi milenial kita mau menjadi budak dan pecandu internet.
Anak sekarang mengakses dan mengonsumsi internet lebih dari lima jam atau malah lebih, padahal minimal penggunaan internet adalah 50% dan 50% nya untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat. Anak yang mengonsumsi internet, lebih sedikit memiliki karakter yang baik. Kebanyakan sisi hidupnya hanya terfokus dengan internet. Dalam pola konsumsi internet dipengaruhi oleh kebiasaan anak tersebut, dan bahkan orang kadang tidak tahu sama sekali tentang apa arti pola konsusmsi.
Dewasa ini globalisasi sudah merambah ke seluruh bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi terjadi hampir diseluruh aspek kehidupan termasuk bidang sosial ekonomi yang dapat dikatakan telah meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Namun demikian globalisasi juga berdampak pada berubahnya tata nilai hidup manusia. Yang pertama adalah sifat individualisme, yaitu sifat yang mementingkan diri sendiri.
Hal ini sangat bertentangan dengan budaya Indonesia yang lebih mengutamakan kebersamaan. Sifat individualisme mengingkari kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Yang kedua adalah hedonisme, yaitu gemar hura- hura. Belakangan ini, teknologi dan informasi merubah gaya hidup manusia dengan perkembangan globalisasi dunia yang semakin maju.
Hidup hedonisme atau lebih sering disebut dengan hidup bermewah-mewahan. Dengan berkembangnya teknologi, anak jaman sekarang lebih suka untuk membuang-buang uangnya untuk membeli sesuatu yang kadang tidak terlalu penting dan bahkan tidak perlu untuk dibeli. Dengan kemudahan yang diambil dari perkembangan teknologi saat ini anak bisa mengakses internet untuk bisa membeli sesuatu tanpa harus bertransaksi langsung. Hanya dengan membuka internet untuk mendowload aplikasi belanja dan setelah itu anak bisa mengaksesnya dengan mudah. Yang diperlukan hanya mechek-out barang yang sudah dipilih untuk dibeli dan pembayaran bisa menggunakan uang elektronik. Seperti aplikasi belanja online yang sering digunakan oleh masyarakat, khususnya Indonesia. Mereka menganggap bahwa “bisa belanja online kegapa harus susah payah untuk beli di pasar. Gak harus kepanasan dan kehujanan barang bisa sampai dengan selamat dan baik.”
Perilaku konsumtif juga bisa menjadi pendukung berkembangnya teknologi dan informasi. Anak sekarang dan masyarakat menggunakan kemudahan-kemudahan itu untuk memuaskan nafsu dhohirnya. Padahal mereka kadang tidak mengetahui penggunaan teknologi dan informasi yang baik. Mereka terbius akan kenikmatan yang di sodorkan oleh teknologi dan informasi seperti internet yang bisa mengakses apapun sesuai keinginan si konsumen.
Apapun ada dari aspek ekonomi, budaya dan semua berkaitan dengan apapun ada didalam internet. Hanya saja kita harus lebih berhati-hati dalam menggunakan internet sekali saja kita salah langkah dalam meggunakan internet, bisa-bisa kita terjerumus dalam lubang buaya. Karena internet ibarat pisau bermata dua. Mengapa seperti itu, kadang internet bisa membawa kita ke jalan yang baik bila kita bijak dalam menggunakannya tetapi sebaliknya, jika kita menggunakannya dengan tidak bijak maka kita akan terjerumus di dalamnya.
Jadilah pengguna yang baik jangan mau dijadikan budak ataupun pelayan bagi internet tetapi internet lah yang menjadi budak dan pelayan kita. Kita sebagai generasi muda yang berkarya, generasi yang tidak merunduk kepada internet, tetapi menjadi generasi yang tegak untuk menorehkan karya-karya yang akan ditulis dan bukukan. Untuk menjadi karya yang di manfaatkan. Serta sebagai jati diri bangsa dalam membanggakan negara. Dengan karya para generasi pemimpin di masa yang akan datang.
– Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Agama Islam STAINU Temanggung