Oleh: Untung Wahyudi
Dewasa ini, ada banyak teori belajar yang dikembangkan para ahli yang berkompeten di bidangnya. Semua bertujuan untuk mencerdaskan siswa tanpa teori yang rumit dan memusingkan kepala. Bobby DePorter, seorang tenaga pendidik terkenal pernah memopulerkan teori belajar-mengajar dengan metode Quantum Learning dan Quantum Teaching. Di awal penerbitannya, buku Quantum Learning dan Quantum Teaching mengundang perhatian banyak praktisi pendidikan. Beberapa seminar tentang metode belajar-mengajar pun dilaksanakan di sejumlah daerah.
Teori ini sempat dipraktikkan banyak guru di beberapa sekolah. Bahkan, Hernowo, salah seorang penulis produktif, sempat melahirkan beberapa buku yang berkaitan dengan teori kuantum seperti Quantum Reading dan Quantum Writing.
Hadirnya beberapa metode belajar dan mengajar yang selama ini digagas menunjukkan bahwa, teori atau metode belajar itu penting untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Agar siswa menjadi cerdas dan memiliki pola pikir yang terbuka. Dengan metode pengajaran yang baik, lembaga pendidikan seperti sekolah atau madrasah bukan lagi tempat menyeramkan sebagaimana anggapan sebagian siswa yang selama ini tidak betah berlama-lama di kelas.
Rustan Ibnu Abbas dalam bukunya Dahsyatnya Spiritual Hypnolearning (Erlangga, 2016) pernah memaparkan salah satu teori belajar yang cukup efektif yakni hypnolearning. Menurutnya, spiritual hypnolearning merupakan penggabungan antara aspek spiritual dengan hypnolearning. Gabungan metode ini menghasilkan kekuatan dan motivasi belajar yang luar biasa. Terbukti, ketika seorang siswa memahami nilai dasar (keyakinan) yang dianutnya dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari akan terlihat perubahan yang sangat drastis.
- Iklan -
Hypnolearning mengajarkan siswa cara fokus, menikmati belajar, juga senang dan bersemangat dalam belajar. Dengan memadukan nilai-nilai dasar ini, siswa akan diajarkan untuk menggali potensi dasar yang selama ini ada, namun belum dikelola dengan baik. Dengan memahami langkah demi langkah spiritual hypnolearning ini, pelajar akan merasakan perbedaan yang luar biasa dari pemahaman selama ini tentang belajar.
Sekolah Bukan Tempat Menyeramkan
Sekolah adalah tempat kegiatan belajar mengajar yang diharapkan menjadi tempat yang efektif untuk mentransfer ilmu, meskipun kegiatan tersebut juga bisa dilaksanakan di luar sekolah seperti kursus atau kegiatan lain yang menunjang aktivitas siswa. Sebagai pengajar, guru harus bisa memberikan metode belajar yang efektif agar siswa bisa menyerap pelajaran dengan baik.
Sebagaimana diketahui, selama ini banyak siswa yang bolos pada jam sekolah. Sebagian mereka menganggap sekolah adalah tempat yang angker dan menyeramkan sehingga, mereka bosan berlama-lama di lingkungan sekolah. Dengan metode belajar yang baik dan efektif, siswa diharapkan betah menerima pelajaran di kelas, sebagaimana harapan semua guru yang sudah menyiapkan materi-materi pelajaran.
Belajar dengan Ikhlas dan Keras
Belajar adalah tugas pelajar di sekolah. Bagaimanapun mereka harus benar-benar bisa menyerap pelajaran yang telah ditransfer oleh guru. Sebagai pelajar yang siap menerima ilmu yang diajarkan di kelas, mereka harus ikhlas dalam belajar. Artinya, mereka harus benar-benar sepenuh hati untuk menyerap ilmu demi ilmu untuk bekal di masa depan. Bagaimana siswa akan sukses, jika untuk menerima pelajaran saja mereka tidak ikhlas atau menjalaninya dengan terpaksa.
Selain ikhlas, pelajar juga harus mau belajar keras atau berdisiplin tinggi. Inilah yang harus ditanamkan pada diri pelajar. Bagaimana mereka agar mampu menerapkan disiplin pada diri mereka sendiri. Memanfaatkan waktu sebaik mungkin adalah hal yang mutlak dilakukan agar seorang pelajar bisa berdisiplin. Karena, banyak sekali orang, bahkan kita sendiri, menyia-nyiakan waktu, sehingga waktu berlalu begitu saja tanpa menghasilkan manfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
Menjadi Pribadi yang Cerdas
Banyak orang pandai, namun belum tentu cerdas dalam menyikapi masalah kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan dunia yang kompleks, siapa pun tidak akan pernah lepas dari masalah yang mengadang. Karena itu, menjadi pelajar yang pandai saja tidak cukup, tetapi juga harus cerdas menghadapi berbagai persoalan. Tak hanya masalah yang dihadapi di sekolah, tetapi juga yang terjadi di luar sekolah.
Salah satu contoh kasus yang kerap menimpa adalah terjadinya tawuran antarpelajar. Jika ditelisik, sumber api permusuhan yang berkobar antarpelajar lazim terjadi hanya karena permasalahan sepele. Masalah kecil yang seharusnya diselesaikan dengan kepala dingin, justru diselesaikan dengan tawuran yang menimbulkan banyak kemudaratan. Mereka tidak pernah berpikir apa yang ditimbulkan dari tawuran yang terjadi. Emosi yang labil membuat emosi mereka mudah tersulut dan nyawa melayang akibat aksi kekerasan yang terjadi saat tawuran. (*)
-Untung Wahyudi, lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya