Semarang, Maarifnujateng.or.id – Kolaborasi Tanpa Batas Menuju Madrasah Dan Sekolah Inklusi. Tema itu yang menjadi pilihan pada Temu akhir program pendidikan inklusi kemitraan Unicef – Pemerintah RI di Jawa Tengah pada hari Rabu, 11 November 2020. Dalam implementasi program pendidikan inklusi di Jawa Tengah, Unicef menggandeng LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah sebagai mitra pelaksana program.
Temu akhir program yang diselenggarakan secara virtual via zoom dan bisa diakses melalui youtube ini melibatkan madrasah, sekolah, dan pemangku kepentingan di Jawa Tengah dengan menghadirkan Wakil Gubernur Jawa Tengah sebagai keynote speaker, ketua PWNU Jawa Tengah, dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Jawa Tengah, KH Taj Yasin mengungkapkan rasa senang dan bangga atas kerjasama LP Maarif PWNU Jawa Tengah dengan Unicef dalam membangun pendidikan inklusi sejak 2017 sampai 2020 di beberapa kabupaten di Jawa Tengah. Menurutnya program pendidikan inklusi ini selaras dengan upaya yang dilakukan pemerintah provinsi Jawa Tengah dalam mendorong sekolah-sekolah berbasis inklusi untuk memberdayakan anak-anak khususnya masyarakat Jawa Tengah untuk mengenyam pendidikan yang layak dan baik.
Lebih jauh Taj Yasin mengapresiasi langkah LP Maarif melibatkan perguruan tinggi dalam mengembangkan pendidikan inklusi seperti UIN Walisongo, UNU Purwokerto, dan IAINU Kebumen. “Tidak mudah memang untuk memberikan materi pembelajaran yang bisa diterima oleh semua anak didik kita. Mudah-mudahan LP Ma’arif dapat mengembangkan model layanan inklusif dengan baik di madrasah/sekolah maupun perguruan tinggi” tuturnya.
- Iklan -
Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Mohamad Muzamil menyampaikan bahwa pendidikan inklusif yang dikembangkan Unicef dan LP Maarif membawa banyak manfaat yang dirasakan oleh madrasah dan juga sekolah. Madrasah dan sekolah mampu memberikan perhatian yang baik kepada semua anak. “terutama yang berkebutuhan khusus ini perlu kita kembangkan potensinya untuk mendapatkan pendidikan yang layak, sederajat, dan setara dengan yang lain” ungkapnya.
Kepala Perwakilan Unicef wilayah Jawa Bali, Arie Rukmantara menyatakan bahwa program pendidikan inklusi ini dimulai dari gagasan yang baik yang akhirnya menjadi kegiatan yang luar biasa dampaknya, ribuan guru dan murid tersentuh oleh program ini, dan bisa dicontoh dan menjadi inspirasi banyak orang. Menurutnya ini tidak lepas dari keahlian para pengurus Maarif PWNU Jawa Tengah.
“terima kasih untuk semua yang bekerja keras meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mensukseskan program yang sudah menghasilkan beberapa kebijakan yang tentunya berdampak pada penganggaran, dan juga beberapa best practice yang bisa ditiru organisasi lain, sekolah lain, dan madrasah lain, bahkan kabupaten, kota lain, dan provinsi lain” tegas Arie.
Sementara Kakanwil Kemenag Jateng, H Mustain Ahmad, sangat mengapresiasi kerja LP Maarif Jawa Tengah dan uincef yang telah merintis mengembangkan sehingga tagline madrasah hebat bermartabat bisa diejawantahkan di Jawa Tengah sehingga anak-anak di Jawa Tengah mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Disamping sambutan dari pemangku kebijakan, acara virtual ini juga diisi hiburan acapella lagu jawa ‘dondong opo salak’, pemutaran video pendidikan inklusif kerjasama antara Unicef, Pemerintah Indonesia, dan Mitra diserta pemutaran jingle pendidikan inklusif ‘selalu bersama’, pemutaran video ‘program, modul, dan kajian’, pemutaran video kisah ABK, pemutaran video pendidikan inklusi Jawa Tengah “Kolaborasi Tanpa Batas Menuju Madrasah dan Sekolah Inklusi”, pemutaran video testimoni pegiat inklusi di Jawa Tengah, testimoni secara live dari GPK madrasah inklusif, kuis berhadiah, dan sesi tanya jawab.
Antusiasme peserta terlihat pada sesi tanya jawab. Banyak pertanyaan terkait langkah menuju inklusi, kurikulum, wadah pegiat inklusi dan sebagainya. Program officer pendidikan inklusi kemitraan LP Maarif PWNU Jawa Tengah – Unicef, Miftahul Huda ikut memberikan penjelasan terhadap beberapa pertanyaan yang dilontarkan peserta. Dia menyampaikan sudah ada madrasah dan sekolah beberapa kabupaten/kota yang ingin menjadi inklusi seperti yang ada di Magelang, Rembang, Wonosobo, Batang dan beberapa kabupaten lainnya. LP Maarif akan melakukan pendampingan bagi madrasah dan sekolah yang memiliki peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK). “kami akan melakukan komunikasi secara rutin untuk mendampingi madrasah dan sekolah yang melaksanakan pendidikan inklusi. Tanggal 9 November kemarin sudah terbentuk Forum Pendidik Madrasah Inklusif. Tentu akan membantu mempermudah menyambungkan komunikasi dengan para pemangku kebijakan di Jawa Tengah” jelasnya.
Pertemuan via zoom ini diikuti lebih dari 200 peserta yang diantaranya tim Unicef, tim LP Maarif, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, madrasah dan sekolah di Jawa Tengah, serta beberapa peserta dari luar Jawa Tengah. (Adm/Emha).