Oleh Muttaqien Mafaza
Dunia yang terus berkembang membuka persaingan kehidupan antar bangsa semakin meluas, dan berdampak langsung secara serius terhadap tuntutan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Melalui penyelenggaraan sistem dan model pendidikan yang bermutu, diharapkan mampu menyiapkan SDM dalam menghadapi tantangan zaman. Di Amerika, Eropa menempatkan pilihan model pendidikan entrepreneurship sebagai upaya untuk memersiapkan SDM yang dapat menjawab tantangan hidup di era globalisasi ini.
Alasan utama menempatkan pilihan model pendidikan entrepreneurship adalah akibat resesi ekonomi serta banyaknya pengangguran yang semakin meningkat bersamaan dengan bertambahnya lulusan sekolah setiap tahun. Selain alasan tersebut, saat ini para pengambil keputusan di banyak negara mulai menyadari peranan nyata entrepreneurship terhadap pertumbuhan ekonomi terutama di kawasan regional. Hal ini mengindikasi bahwa pertumbuhan entrepreneursip baru adalah solusi untuk menekan laju pengangguran dan sebagai upaya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi bagi kemakmuran masyarakat.
Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di banding orang lain. Pada kenyataannya, ada banyak kasus di mana seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari orang lain yang tingkat kecerdasan intelektualnya lebih rendah. Ternyata IQ (Intelligence Quotient) yang tinggi tidak menjamin seseorang akan meraih kesuksesan. Daniel Goleman, seorang profesor dari Universitas Harvard menjelaskan bahwa ada ukuran/patokan lain yang menentukan tingkat kesuksesan seseorang. Dalam bukunya yang terkenal, Emotional Intelligence, membuktikan bahwa tingkat emosional manusia lebih mampu memperlihatkan kesuksesan seseorang.
- Iklan -
Melihat kondisi tersebut, maka dunia pendidikan harus mampu berperan aktif menyiapkan SDM terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Siswa tidak cukup hanya menguasai teori-teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial. Ia tidak hanya mampu menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku saekolah/kuliah, tetapi juga mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Bentuk Kegiatan
SMA Ma’arif NU Karanganyar Purbalingga dalam perkembangannya senantiasa berupaya meningkatkan kualitas lulusannya dengan memberikan bekal keilmuan dan akhlaqul karimah kepada para siswanya. Keilmuan yang diberikan tersebut salah satunya diperoleh melalui pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Melalui pembelajaran tersebut, para siswa diharapkan mempunyai keterampilan dan kemampuan yang lebih baik untuk dapat menjadi “Siswa Entrepreneur”. Pembelajaran Prakarya Kewirausahaan materi Pembuatan Sendal Jepit Ukir ini dilakukan di kelas XI (Sebelas) jurusan IPA dan IPS.
Pelaksanaan kegatan pembelajaran dengan memberi penugasan kepada siswa untuk mendesain gambar di atas sandal jepit sesuai dengan ide atau gagasan dari masing-masing siswa. Pola desain dapat berasal dari gagasan sendiri ataupun melihat dari pola atau gambar yang sudah ada. Pola desain diatas sandal jepit kemudian di ukir (dihilangkan bagian yang berwarna putih) dengan menggunakan cutter atau alat potong yang lain.
Bekerja dan Berusaha dalam Islam
Pendidikan yang sebagaimana tersebut adalah pendidikan yang berorientasi pada pembentukan jiwa entrepreneurship, ialah jiwa keberanian dan kemauan menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi problema tersebut, jiwa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan, adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan.
Allah SWT berfirman dalam Alqur’an surat Ar-Ra’d : 11 yang artinya “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.“
Menurut pandangan Islam, bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha boleh dikatakan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik.
Dampak positif dari pembelajaran prakarya dan kewirausahaan di sekolah ini antara lain siswa dapat melatih dirinya untuk bisa memanfaatkan peluang, melatih siswa menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi, mengurangi tingkat pengangguran akibat kurangnya lapangan kerja di lingkungan sekitar serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
–Penulis adalah Guru SMA Ma’arif NU Karanganyar Purbalingga, Pengajar mata pelajaran Biologi dan Prakarya Kewirausahaan