Semarang, Maarifnujateng.or.id – Dalam Webinar Pendidikan Dasar bertajuk “Strategi dan Teknik Mendongeng pada Anak di Tengah Pandemi Covid-19”, pemateri pendongeng dan pendakwah Muhtadin (Kak Adin) menegaskan pernyataan menarik. “Apakah mendongeng yang baik itu yang pencilakan kayak saya ini?” Katanya dalam webinar via zoom pada Selasa (28/7/2020).
Pencilakan, dalam Bahasa Jawa diartikan cengengesan, tidak serius, guyonan, atau terserah diri sendiri.
Ya, katanya, bagaimana cerita yang baik itu? Kak Adin menjawab, materi dan penyampaian harus baik. “Materi didapat dari mana? Bisa dari kitab suci, buku, materi dari internet, dan lainnya,” kata Adin yang juga Finalis Akademi Sahur Indonesia (AKSI) Indonsiar angkatan 1 tahun 2013.
Juara Terbaik Lomba Dongeng SONORA se-DIY ini juga menjelaskan cara membuat cerita yang baik dengan metode 5W 1H. “What, apa temanya. Who, siapa saja aktornya. When, kapan waktunya. Where, di mana tempatnya. Why, apa masalahnya. Dan how, bagaimana solusinya,” katanya.
- Iklan -
Sementara sistematika bercerita, lanjut dia, yaitu ada opening, inti dan penutup. Ia juga menjelaskan teknik pemilihan tema cerita mulai dari aspek umur, kesukaan dan waktu. “Untuk umur 0-4 tahun, kesukaannya fabel, waktunya 7. Umur 5-8 tahun, kesukaan lucu, waktunya 10-15. Umur 9-12 tahun, kesukaan petualangan, waktunya 25-30. Umur 13-20 tahun, kesukaan cinta dan waktunya kondisional. Umur 21-30 tahun, kesukaan kesuksesan, waktunya kondisional. Umur 31-40 tahun, kesukaan ketenangan, dan waktunya kondisional. Umur 41 tahun, kesukaan ke……? Waktunya kondisional,” beber penulis buku “Asyiknya Mendongeng!” tersebut.
Di awal pemaparan, Finalis Dai Muda Indonesia MNCTV tahun 2014 ini menegaskan bahwa ada perbedaan mendasar antara cerita, dongeng, legenda, mitos, fabel, sage, dan epos.
“Ada perbedaan metode cerita dan metode penyampaian cerita. Metode bercerita itu dominan pada penuturan lisan materi cerita. Sedangkan penyampaian cerita, ada pantomim yaitu gerak dan mimik. Operet, musik dan nyanyian. Puisi, bahasa dan syair. Sandiwara, permainan peran. Monolog, teater tunggal,” kata Pendongeng Terbaik Jawa Barat oleh Forum Pemuda Pelopor tahun 2015 tersebut.
Manfaat cerita, menurut Kak Adin, ada beberapa. Mulai dari kontak batin, hiburan ekonomis, mengasah imajinasi, tanpa menggurui, bijak, dan identifikasi diri.
Sebelum Kak Adin, dalam webinar yang dimoderatori Idammatussilmi Mahasiswi PGMI STAINU Temanggung ini diberi prakata Hamidulloh Ibda Kaprodi PGMI STAINU Temanggung, dan Dr. H. Muh. Baehaqi, M.M., Ketua STAINU Temanggung.
Webinar ini diikuti banyak kalangan. Selain dari civitas akademika STAINU Temanggung, diikuti pula peserta dari kampus lain seperti STAINU Purworejo, Universitas Alma Ata Yogyakarta, UPGRIS Semarang, dan lain sebagainya karena juga disiarkan live melalui STAINU Temanggung Channel. (adm/hi).