Semarang, Maarifnujateng.or.id – Menghadapi pandemi global saat ini dipandang perlu merumuskan tata kehidupan baru pasca covid-19. Hal itu terungkap dalam Webinar tentang “Tatanan Baru: Sosial Ekonomi Politik Pasca Covid-19” yang diselenggarakan Komisi Kebijakan Publik (KKP) PWNU Jateng, Kamis (21/5/2020).
Ketua TanfidIiyah PWNU Jateng HM Muzamil dalam acara pembukaan menyampaikan perlunya kesadaran bahwa Alloh SWT menciptakan semua alam jagat raya ini adalah untuk kemaslahatan umat manusia. “Tentu tidak ada yang sia-sia, tinggal bagaimana kita sebagai umat manusia yang diciptakan Alloh dalam bentuk yang sempurna mampu memikirkan dan menjaga keseimbangan alam jagat raya ini untuk kemakmuran bersama”, jelasnya.
Webinar yang dimoderatori oleh Dr Muhammad Hafidz dari Unnes Semarang menampilkan narasumber Dr Nur Hidayat Sardini dari Undip, KH Abdul Mun’im Dz dari PBNU, dan H Akhmad Syakir, Ph.D dari FEB Undip. Webinar diikuti 46 peserta dari dosen-dosen di lingkungan Nahdliyyin, termasuk Didik S Wiyono dari NU Inggris Raya.
Dr Hidayat Sardini memaparkan hubungan negara, masyarakat dan usaha. “Sejarah mencatat bahwa masyarakat dan sektor usaha lah yang membentuk negara. Negara hadir belakangan”, terangnya.
- Iklan -
Menurutnya kehidupan suatu negara akan berhasil jika ketiga domain tersebut berada dalam interaksi, kooperasi dan sinergi dengan peran masing-masing.
“Musim pandemi covid-19 ini negara menghadapi problem mendasar internal baik antar kalangan pemerintah sendiri maupun relasi pusat dan daerah, setidaknya segi komunikasi, koordinasi dan corak kebijakan”, tegasnya.
KH Abdul Mun’im memaparkan perlunya antisipasi agar masyarakat memiliki ketahanan sosial ekonomi, sehingga masyarakat dapat bertahan dan mampu bangkit pasca covid-19.
“Kita menghadapi goncangan sosial akibat wabah ini. Apakah musibah ini alami atau rekayasa, perlu kiranya dicermati secara teliti”, paparnya.
Sedangkan Akhmad Syakir, Ph.D dari FEB Undip mengungkaplan perlunya kesadaran menciptakan tatanan baru pasca covid-19 nanti.
“Jika kita mengandalkan mekanisme ekonomi pasar tentu tidak akan strategis. Pemerintah memiliki peran gag strategis”, terangnya .
Menurutnya NU memiliki modal sosial yang besar untuk bangkit, karena pada musibah pandemi covid-19 ini nahdliyin patuh pada anjuran pemerintah. (HJ12/Hi).