ODE KYAI
~Mengenang Alm. Kyai Syarqawi al-qudusi*
Kubiarkan kata-kata berguguran
Meleleh dalam buku sejarah
Yang kusepuh dengan tinta dzikir dan doa
Pada sela-sela langit menjelang purnama
Deras mengalir ke pelupuk matamu
Ketabahan membentang seluas samudera
Sebagai musafir membawa benih
Dari ujung kota, ke belantara
Semoga terdengar jua
Rapalan hati berdegup di kaki langit
Dengan keping barokah yang kami pungut
Terbang ke awan
Bersama ridho Tuhan.
- Iklan -
(Pesisir Branta, 2020)
(Pendiri Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura)
DAN DARAH ITU MEMBASAHI PERTIWI
~Mengenang Alm. Kyai Abdullah Sajjad
Setinggi padang Bukit Lancaran
Terbawa hembusan ilalang berlambaian
Ricik air mataku mengalir ke tepian
Menggenangi kuntum jasad-jasad
Yang harumnya menyemerbak sejagad
Oh kyai
Dengan sebilah bambu runcingmu
Yang telah engkau asah dari seribu purnama
Sembari mengibarkan sangsaka untuk bergerilya
Namun desing peluru para sekutu
Lebih dulu bersarang di rahangmu
Bersama tetes darah membasahi pertiwi
Menggetarkan penjuru malam
Pertanda engkau syahid di tangan Tuhan.
(Annuqayah, 2020)
*(Pemimpin Laskar Sabilillah di Sumenep, sekitar Agustus 1947)
MENEKUNI WAKTU
~Mengenang Alm. Kyai Ilyas Syarqawi
Dahulu,
Lintas jalan setapak berbatu sajak
“Laa ilaaha illaa anta
Subhaanaka innii kuntu minaddholimiin”
Kami merangkul kesah ke pelukan subuh
Dengan kaki telanjang, wajah yang kumal
Engkau yang sedang menekuni waktu
Melukis diri di pelataran mimpi malam
Untuk mencari nama Tuhan di punggung rembulan
Meski di tempat berbeda
Semoga pintas ragamu mengalir barokah
Ke hilir jiwa.
(Pesisir Branta, 2020)
MANUSKRIP RINDU
~Mengenang Alm. Kyai Warist Ilyas
Nanar kami tatap setelah menghisap
Aroma angin yang masih saja mendekap
Pada riang tubuh siwalan
Seperti menyemerbak bunga sayang
Sanggupkah pagi yang perawan
Membelah diri di dasar angan
Karena kami ingin berdiri bersama kenangan
Membawa benang-benang rindu
Lalu kami sulam menjadi tubuhmu
Dan pada burung tenggara
Kami berharap di tepian duka lara
Sebelum jerit musim kemarau
Memeluk mesra sepanjang hirauan.
(Pamekasan, 2020)
PADA JEJAK ISTIQOMAHMU
~Mengenang Alm. KH. Ahmad Basyir AS*
Izinkan kami mengais kembali
Jejak istiqomahmu
Yang pernah terpahat dari teduh dhalem
Membentang jembatan ke beranda surau
Lalu kami merangkak di atasnya
Sembari berdzikir memuja Asma-Nya
Kyai..
Hanya puing barokahmu
Yang kami pungut sepanjang rindu
Maka di bawah rembulan kami berlayar
Menyeberangi samudera
Untuk menepi bersamamu di pintu surga.
(Pesisir Branta, 2020)
*(Rais Syuriah PCNU Sumenep) tahun 80-an
*ZAINUR RAHMAN, lahir di Prenduan Sumenep Madura pada tanggal 26 Maret 2000. Telah menyelesaikan pendidikannya di MTs. Al-Manar Brungbung Prenduan Sumenep dan MA 1 Annuqayah Guluk-guluk Sumenep. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa aktif semester II Fakultas Tarbiyah prodi Tadris Bahasa Inggris di Institut Agama Islam Negeri Madura (IAIN Madura). Bergiat di Komunitas Bengkel Sastra IAIN Madura. Puisinya telah termaktub dalam antologi bersama dan surat kabar. Di antaranya : Bangka Pos, Koran Merapi, Kabar Priangan, Radar Madura, Radar Mojokerto, Radar Cirebon, dan lain-lain.