Oleh Mohamad Muzamil
Hidup sederhana bukan berarti miskin. Rasulullah SAW adalah pribadi yang sangat mulia dipilih oleh Alloh SWT menjadi Rasul-Nya untuk menyampaikan wahyu kepada seluruh umat manusia, do’anya diijabahi, namun beliau bekerja sungguh-sungguh dan selalu jujur, mulai dari menggembala kambing sampai berdagang di pasar.
Beliau SAW selalu amanah, cerdas, dan selalu menyampaikan hak kepada mereka byang berhak atau tabligh.
Istri beliau, Sayyidah Khadijah r.a. adalah saudagar kaya yang rela hati senantiasa mendukung Nabi Saw dalam berdakwah menyampaikan wahyu yang diterimanya.
- Iklan -
Meskipun demikian, Nabi Muhammad SAW adalah pribadi yang sederhana. Beliau sangat pemurah kepada para sahabat dan kaumnya. Lebih-lebih pada bulan ramadhan.
Dari Sayyidina Abdullah bin Abbas rodliyallohu anhuma berkata: “Rasulullah SAW adalah manusia paling pemurah, dan Beliau SAW lebih pemurah lagi pada bulan Ramadhan, Sayyidina Jibril menemui Beliau SAW setiap malam untuk membacakan Al Qur’an, Rasulullah SAW lebih pemurah dari angin yang berhembus.”
Pernah suatu ketika Rasulullah SAW untuk menahan rasa lapar, beliau SAW dibalik sabuknya dikasih batu. Ketika selain bulan Ramadhan, kadang beliau SAW menanyakan kepada istrinya, “adakah bahan makanan?”, ketika istrinya menjawab belum ada, maka beliau SAW berpuasa.
Harta yang ada, dimanfaatkan beliau SAW untuk berdakwah menegakkan kalimat Alloh yang Maha Mulia. Bahkan ada suatu riwayat yang menyebutkan bahwa ketika istrinya Sayyidah Khadijah sakit pernah menyampaikan kepada putrinya agar menyampaikan kepada Rasulullah SAW suaminya agar bersedia menyerahkan surban yang dikenakannya untuk kain kafan jika ibunya Sayidah Fathimah Az-Zahra itu wafat. Dengan permintaan itu, Nabi SAW didatangi Malaikat Jibril as karena diperintahkan oleh Alloh SWT untuk menyerahkan kain kafan.
Ketika Rasulullah SAW menang dalam peperangan yang dibantu para sahabatnya, dan mendapatkan harta fai’ atau ghonimah, beliau SAW membagi harta tersebut dengan adil kepada para fakir miskin dan para mu’alaf, orang yang baru saja masuk Islam.
Dengan demikian Nabi SAW pemimpin idola orang-orang yang beriman adalah pribadi yang sangat bersahaja. Kita sebagai bagian dari orang yang beriman semoga dapat mencontoh suri tauladan Nabi Saw dalam mencari nafakah dan membelanjakan harta benda. Beliau SAW mencari nafkah dengan cara yang halal dan membelanjakannya dengan cara yang baik atau ma’ruf.
Beliau Saw ketika wafat tidak meninggalkan harta benda untuk diwariskan kepada anak cucunya. Beliau Saw hanya meninggalkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jika umatnya mau berpegang teguh kepada keduanya maka tidak akan tersesat selamanya.
Semoga kita bisa rajin mempelajari warisan Baginda Nabi Saw tersebut dengan baik dan benar melalui bimbingan para alim ulama. Wallahu a’lam.