Biodata Buku:
Judul Buku: Menjahit Peradaban Baru: Dialektika Keulamaan, Nasioalisme dan Milenialisme di Era Digital
Penulis: Mahasantri Ma’had Aly Peserta PPWK Lakpesdam PBNU
Editor: Fina Laila dan Abdullah Ubaid
- Iklan -
Penerbit: Shafiyah Publisher, Banyuwangi
Terbit I: November 2019
ISBN: 978-623-91022-5-8
Ada sekelompok remaja (anak muda) yang sebetulnya, secara materi keilmuan, memiliki bekal yang cukup, khususnya terkait materi-materi ilmu keagamaan yang berbasis dari kajian-kajian kitab salaf.
Tak salah, mereka adalah para santri, yang betebaran di tanah air ini. Mereka belajar kitab-kitab salaf dengan bidang kajian keilmuan yang beragam, di bawah bimbingan kiai, yang secara sanad keilmuan, sangat terjaga.
Institusi pesantren di tanah air, sejak beberapa tahun terakhir, juga telah banyak yang mendirikan Ma’had Aly, lembaga pendidikan yang setara dengan pendidikan tinggi. Para santri di Ma’had Ay disebut dengan mahasantri, dengan Program Studi (Prodi) atau takhashshush yang beragam.
Takhashshush di Ma’had Aly yang telah ada, antara lain Prodi Fikih wa Ushul al-Fikih, Prodi Tafsir wa Ulumuhu, Prodi Hadis dan Ilmu Hadis, Prodi Ilmu Falak, Prodi Tasawuf wa Thariqatuhu, dan Prodi al-Tarikh al-Islami wa Tsaqafatuh.
Menilik dari perjalanannya yang belum panjang, namun kontribusi para mahasantri dari berbagai Ma’had Aly di Indonesia, cukup bagus, khususnya dalam bidang pengembangan keilmuan. Salah satunya ditandai dengan terbitnya buku ‘’Menjahit Peradaban Baru: Dialektika Keulamaan, Nasioalisme dan Milenialisme di Era Digital’’ sekitar dua bulan menjelang akhir tahun 2019 lalu.
Buku ‘’Menjahit Peradaban Baru: Dialektika Keulamaan, Nasioalisme dan Milenialisme di Era Digital’’ ini merangkum sebanyak 40 esai ilmiah, yang ditulis sebagai syarat untuk mengikuti program Pendidikan Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK) yang diselenggarakan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Ditpontren Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Buku ini merupakan ‘’mutiara’’ pemikiran mahasantri Ma’had Aly dari beragam Prodi yang ada, yang sangat menarik untuk dibaca, karena terdiri dari beragam tema (isu) aktual yang terjadi di masyarakat.
Beragam tema (isu) itu, di antaranya ‘’Ulama Muda dan Tantangan Generasi Milenial’’; ‘’Memanfaatkan Media Sosial sebagai Media Dakwah’’; ‘’Peran Ulama dan Dakwah Digital’’; ‘’Manifestasi Dakwah Sunan Kudus dalam Media Sosial’’; ‘’Darurat Moderasi di Indonesia: Tantangan dan Harapan’’; serta ‘’Resolusi Jihad Ulama Indonesia di Era Milenial’’.
Tema lain, adalah ‘’Ulama Perempuan dan Wacana Kesetaraa Gender’’; ‘’Kaderisasi Ulama Muda Pesantren dan Eksistensinya di Era Milenial’’; ‘’Kiai Muda dan Teknologi Digital dalam Upaya Meneguhkan Islam Berwawasan Kebangsaan’’; dan ‘’Mengarusutamakan Islam Nusantara sebagai Manhaj Ulama Muda Pesantren’’.
Para mahasantri Ma’had Aly yang esainya terangkum dalam buku ini pun layak berbangga, lantaran mendapatkan apresiasi luar biasa dari para tokoh, yang ditulis dalam prolog dan epilog.
Prolog ditulis oleh KH. Afifuddin Muhajir M.Ag dan KH. Husein Muhammad, yang merupakan Majelis Masyayikh Ma’had Aly. Sedang epilog ditulis intelektual muda yang juga Sekretaris Lakpesdam PBNU, KH. Marzuki Wahid MA dan Dr. H. Ahmad Zayadi M.Pd (Direktur Pendidikan Dinyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI).
- Afifuddin Muhajir, mengemukakan, karya-karya mahasantri ini memberikan beberapa terobosan atas pelbagai persoalan keberagamaan yang dijumpai di era milenial, sekaligus sebagai penandaghirahkaum muda, agar ajaran Islam ahl as-sunnah wa al-jamaah an-Nahdliyah bisa dipahami dan disebarkan sesuai dengan konteksnya.
Dia pun berharap, bahwa di masa-masa mendatang, para mahasantri di Ma’had Aly yang ada di tanah air, diharapkan mampu memadukan antara berkeislaman, berpengetahuan dan berkebudayaan.
Sedang KH. Husein Muhammad, menyampaikan, bahwa dirinya menangkap gairah para penulis buku ini untuk menyumbangkan pikiran dan pengetahuannya, untuk berperan serta dalam menciptakan kehidupan sosial yang berkemanusiaan dan berkeadilan.
Akhirnya, mutiara karya mahasantri Ma’had Aly ini menjadi penting untuk dibaca oleh semua kalangan, khususnya para santri di pondok-pondok pesantren. Selain akan memberikan wawasan dengan kekayaan tema yang beragam, tentu akan menjadi motivasi santri dan mahasantri lain untuk berkarya. (*)
-Rosidi, Peresensi adalah pegiat literasi Gubug Literasi Tansaro, anggota Pergunu Jawa Tengah dan staf pengajar MA NU Tasywiqut Thullab Salafiyah (TBS) Kudus.