Oleh Nafilah Sulfa
Banyak yang berpendapat siapakah sebenarnya sosok Luqman yang dikenal dengan sang samudra hikmah, sampai namanya termasuk di abadikan oleh Allah termasuk dalam surah-surah Alquran yakni surah Luqman. Dalam bukunya Hamid Ahmad al-Thahir yang berjudul Kisah-Kisah dalam al-Quran mengatakan bahwa Luqman adalah seorang Nabi, ada yang mengatakan bahwa ia adalah hakim dari kalangan Bani Israil, ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah orang Nauba dari kalangan penduduk Mesir yang berkulit hitam. Lalu siapakah sosok luqman sebenarnya?
Disebutkan dalam Fath al-Bari dan tafsir al-Thabari dari sanad ibnu Abbas, ia berkata bahwa Luqman adalah seorang hamba sahaya dari Habasyah. Namun menurut Ibnu Katsir luqman adalah orang yang ahli ibadah, memiliki tutur kata yang indah dan hikmah yang agung. Oleh karena itu menurut pendapat yang mashur luqman adalah orang yang bijak, wali dan bukan Nabi.
Luqman dan Hikmah
- Iklan -
Allah berfirman dalam surah al-Baqarah: 269 “Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”
Mujahid dalam tafsir al-Thabari yang dimksud hikmah adalah amanat. Menurut al-Qurtubi. Luqman adalah seorang yang bijak karena himah Allah. Hikmah adalah keyakinan yang benar, pemahaman dalam agama dan akal. Kandungan dan petunjuk hikmah adalah bersyukur kepada Allah.
Utamakan Tauhid
Alquran menututkan bahwa hikmah Luqman dalam bentuk nasihat dan petuah kepada anaknya. Dia adalah sosok orang tua yang menyanyangi anaknya. Nasihat pertama yang ia sampaikan kepada anaknya adalah tauhid (mengesakan Allah) dan menjauhi syirik. Dia berkata: wahai anakku! Janganlaah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.
Luqman memberi hikmah pertama kepada anaknya berupa tauhid dan menjauhi syirik, karena syirik adalah kedzaliman yang sangat besar dan jauh dari ampunan Allah. Seperti yang tertera dalam surah al-Nisa’: 48 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
Oleh karena itu, hal ini menjadi pelajaran kepada orang tua masa kini, ketika anaknya sudah pandai berbicara, maka hal pertama yang ia kenalkan adalah tuhannya (Allah), dan Rasullnya.
Wasiat untuk berbuat baik terhadap orang tua
Luqman menyimpan banyak samudra hikmah, menjadi bahan renungan bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya untuk berbuat baik dan menjaga kepada orang tua karena orang tua anak madrasah pertama bagi anaknya. Wasiat Luqman di abadikan dalam Alquran, dalam surah luqman: 14-15 “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
“ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Sungguh menakjubkan wasiat Luqman dalam Alquran, karena Alquran menginginkan berbuat baik kepada kedua orang tua sebagai perintah syariat yang wajib dilaksanakan, agar tidak mengira bahwa perintah berbuat baik kepada orang tua bukan hanya sekadar wasiat yang disampaikan seorang ayah yang menuntut anaknya agar berbakti kepadanya karena dorongan martabat, bahkan dengan memaksa, namun perinta ini bersumber dari perintah ilahi. Luqman diberkahi oleh Allah kerendahan hati, sehingga ia tidak mendahulukan hak dirinya, tetapi mendahulukan hak ibu memikul yang telah memikul beban mulai dari mengandung sampai melahirkan.
Kisah luqman di atas menjadi gambaran bagi orang tua masa kini. Banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaan diluar rumah sehinga mereka lupa bahwa anak-anaknya mebutuhkan kasih sayang pendidikan mereka. Efeknya kenakalan remaja pada anak sudah mulai banyak terjadi pada saat ini. Apa penyebabnya? Kurangnya pendidikan orang tua. Hikmah yang dapat ditarik dalam kisah Luqman di atasnya cara mendidik anak, mulai dari hal yang paling urgen dalam sebuah kehidupan yakni mengenalkan tauhid, dan berbakti kepada orang tua.
-Penulis adalah Santri Ziydatut Taqwa, Mahasiswi IAIN Madura