Oleh Rosidi
Sejak pertengahan Oktober 2019 lalu, gagasan besar untuk menumbuhkan dan melakukan penguatas literasi sivitas akademika sekolah/ madrasah di Jawa Tengah, digalakkan oleh Pengurus Wilayah LP. Ma’arif NU Jawa Tengah.
Penumbuhan dan penguatan literasi itu dikemas dalam program yang diberi titel ‘’Gerakan Literasi Ma’arif’’ (GLM). Tidak hanya untuk peserta didik (siswa), sasaran GLM juga diperuntukkan bagi para pendidik (guru).
Ditandai dengan peluncuran logo GLM pada 6 Oktober 2019, lalu disusul dengan beragam program yang cukup prestisius. Mulai dari penerbitan Jurnal Ilmiah Ahlussunnah wal-Jamaah (ASNA), membuat penerbit dan percetakan Asna Pustaka yang fokus menerbitkan buku-buku karya para pendidik di bawah LP Ma’arif, dan melakukan penguatan website Ma’arif.
- Iklan -
Selain itu, PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah juga menggelar serangkaian pelatihan dan kelas menulis di berbagai kabupaten/ kota di Jawa Tengah, gerakan pendirian perpustakaan, dan menggelar Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat nasionak untuk peserta didik, mahasiswa dan pendidik (guru).
Dikutip NU Online (7/10/2019), Ketua PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah, R. Andi Irawan, mengungkapkan, bahwa GLM merupakan salah satu program prioritas PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah, yang diilhami dari keprihatinan terhadap krisis dan rendahnya tingkat literasi pendidikan nasional, termasuk di dalamnya sekolah/ madrasah di bawah naungan LP Ma’arif.
Hadirnya GLM ini, diharapkan akan mampu menumbuhkembangkan, membumikan, dan lebih memajukan kualitas pendidikan nasional melalui bidang literasi. Sebab, di akui atau tidak, majunya sebuah peradaban itu antara lain ditandai dengan majunya literasi suatu bangsa.
Hadirnya GLM sendiri, menurut Hamidulloh Ibda, Pengurus Bidang Diklat dan Litbang PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah, selaras dengan gagasan Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak 2016 lalu.
Butuh Proses
GLM yang digagas oleh PW LP Ma’arif Jawa Tengah, adalah salah satu program yang prestisius – monumental. Sebagai program prestisius – monumental, tentu ini jangan sekadar sebagai wacana, melainkan sebisa mungkin menjadi program yang membumi, dan mentradisi.
Pasalnya, dampak positif yang akan dihasilkan dari membuminya GLM, adalah lahirnya karya-karya dari sivitas akademika di bawah naungan LP Ma’arif Jawa Tengah di berbagai bidang keilmuan.
Tidak sekadar karya-karya buku yang serius atau akademik – intelektual an sich, melainkan juga karya – karya dalam berbagai bidang dalam bentuk opini untuk diterbitkan di berbagai media massa, hingga karya dalam bentuk puisi maupun cerita pendek (cerpen).
Bisa dibayangkan, jika masing-masing madrasah di bawah LP Ma’arif di wilayah Jawa Tengah mampu menerbitkan dua sampai lima buku dalam setahun, jika dikalikan dengan jumlah sekolah/ madrasah yang ada, tentu itu akan menjadi sumbangan luar biasa bagi dunia keilmuan tanah air. Dan jumlahnya akan menjadi sangat besar dalam lima tahun.
Namun, untuk itu semua, tentu harus melalui proses yang tidak mudah. Butuh penguatan skill menulis di sekolah/ madrasah terlebih dahulu, sebelum akhirnya sivitas akademika yang ada bisa melahirkan karya – karya terbaiknya.
Berjemaah
Ada satu hal yang perlu dicatat serius oleh para sivitas akademika sekolah/ madrasah di bawah naungan PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah, bahwa untuk merealisasikan GLM, para pengurus tidak bisa bergerak sendiri, dan harus berjemaah.
Dengan kata lain, pengurus PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah bersama pengurus di bawahnya, harus mendapatkan dukungan dari banyak pihak, khususnya sivitas akademika yang ada di sekolah/ madrasah di bawah LP Ma’arif.
Maka, semuanya harus bergandeng tangan untuk mewujudkan gagasan mulia GLM oleh PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah. Pertama, masing – masing secara sadar melahirkan karya – karya tulis untuk dipublikasikan. Kedua, pihak PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah sedapat mungkin mampu memfasilitasi karya tulis para sivitas, utamanya dalam bentuk buku.
Terakhir, sukses program GLM ini bukanlah untuk PW LP Ma’arif Jawa Tengah, melainkan untuk kemajuan dunia literasi dan keilmuan di tanah air secara umum, dan khususnya bagi sivitas akademika di sekolah/ madrasah di bawah yang ada PW LP Ma’arif Jawa Tengah secara khusus. (*).
-Penulis adalah pegiat literasi di Gubug Literasi Tansaro, staf pengajar MA NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus dan anggota Pergunu Jawa Tengah.