Oleh Nafilah Zulfa
Pesantren tempat yang tak asing kita dengar. Sebuah tempat di mana terdapat sosok karismatik kiai yang memimpinnya. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang kiprahnya jauh sebelum Inonesia merdeka dari penajajah. Ratusan bahkan ribuan pesantren tersebar luas dan kokoh berdiri di Nusantara ini. Pesantren lembaga pendidikan Islam kontribusinya sangat besar terhadap generasi anak bangsa salah satunya daalm bidang pendidikan karakter. Pesantren banyak menghasilkan tokoh formal dan non formal yang bergelut dalam aspek kehidupan atau birokrasi pemerintahan.
Eksisitensi pesantren sudah tidak diragukan lagi alat pengendalian sosial bagi masayarakat apabila terjadi banyak penyimpanngan- penyimpanagan sosial di dalamnya khususnya remaja. Seiring dengan perkembangan teknologi banyak sekali kasus yang menimpa remaja saat ini mulai dari kriminalitas, free sex, pergaulan bebas, narkoba dan semacamnya. Maka dari itu, penulis ingin memberikan solusi bagaimana pesantren dapat merevolusi mental dan spritual anak zaman now, untuk kehidupan yang baik di masyarakat bangsa dan negaranya, karena bangsa yang maju bukan hanya bangsa yang pendapatan negaranya tinggi, tetapi di dalam nya include bangsa yang maju adalah bangsa yang rakyatnya mempunyai moral etika yang baik.
Kokoh berdirinya pesantren tidak lepas dari peran seorang figur kiai yang karismatik, di mana kiai mempunyai posisi paling dominan. Kemasyhuran, perkembangan dan kelangsungan hidup suatu pesantren banyak tergantung pada kiai. Dahulu pesantren hanya sebagai tempat mengaji ilmu agama melalui sistem sorogan, wetonan, dan bandungan, maka saat ini telah membuka pendidikan sistem klasikal dan bahkan program baru yang berwajah modern dan formal seperti madrasah, sekolah, dan bahkan universitas. Sekalipun pendidikan modern telah masuk ke pesantren, akan tetapi tidak boleh menggeser tradisinya, yakni ciri khas yang dimiliki pesantren (almuhâfazhah `ala al-qadîm as-shâlih wa al-akhdzu bi al-jadî al-ashlah).
- Iklan -
Tidak hanya itu, pesantren sebagai lembaga sosial menampung anak dari berbagai lapisan tanpa memmbeda-bedakan tingkat sosial ekonomi orang tuanya, bahkan ada pesantren yang gratis bagi anak yatim piatu. Sampai saat ini, sistem pendidikan pesantren terus mengalami perkembangan tidak lagi hanya mengajarkan ilmu agama tetapi, mengajarkan ilmu-ilmu umum. Selain itu juga muncul pesantren-pesantren yang mengkhususkan ilmu-ilmu tertentu, seperti khusus untuk tahfidz al-Qur’an, salafiyah dan ilmu agama yang lain.
Menurut Ki Hajar Dewantara sistem pondok atau asrama itulah sistem nasional, maka dari itu, pondok pesantren tidak dapat diabaikan dalam memberi corak dan warna sistem pendidikan nasional, dimana salah tujuan pendidikan nasioanal adala upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu keunggulan pesantren adalah membentuk kepribadian yang baik terutama soal akhlak dan etika ketika ia suatu saat pulang ke masyarakat, hal ini dibuktikan hingga sekarang belum ditemukan kasus santri tawuran antar santri atau pesantren.
Revolusi mental merupakan perubahan dalam bentuk karakter yang berawal dari cara hidup seseorang seharihari. Terkait revolusi mental dalam Alquran banyak berbicara tentang perubahan sosial kemasyarakatan, walaupun tidak ditemukan term khusus “revolusi mental” secara implisit tetapi secara ekplisit banyak ditemukan makna yang menunjukan perubahan seperti dalam Q.s ar-Ra’du: 11:
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
Mengutip pendapat al-Qurtubi makna Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” menunjukkan suatu keharusan adanaya tokoh perubahan dalam gerakan perubahan baik terlahir dari kalangan suatu kaum, pengawas, atau salah seorang dari kaum tersebut. Oleh karena itu mengutip pendapat Tholkhah Hasan mantan menteri agama RI, bahwa pesantren seharusnya mampu menghidupkan fungsi-fungsi sebagai berikut; pertama, pesantren sebagai lembaga pendidikan yang melakukan transfer ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-din) dan nila-inilai Islam (Islamic vaues). Keduai, pesantren sebagai lembaga keagamaan yang melakukan kontrol sosial. Ketiga, pesantren sebagai lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa sosial (social engineering) atau perkembangan masyarakat (community development).
Masa sekarang banyak sekali terjadi kasus kenakalan remaja seperti Narkoba, Tawuran, Free Sex, balap liar, tawuran dan lain sebagainya. Apa yang menyebabkan semua itu? Penyebab-nya yang pasti kurangnya penanaman ilmu agama beruapa etika, moral dan penanaman sisi spiritual atau yang penulis istilahkan dengan revolusi mental. Karena itu, peran orang tua sangat urgen sekali, maka tak jarang banyak orang tua menyantrikan anaknya ke pondok pesantren agar mereka menjadi anak yang mempunyai akhlakul karimah, dan terhindar dari linkungan yang berbau negatif yang berdampaak pada kasus kenakalan remaja seperti kriminalitas. Di pesantren anak atau santri nantinya akan di gembleng menjadi pribadi yang tangguh dengan menjaga solat, ngaji kitab, berbuat baik sesama, tawaddhu’ tolong menolong, dan lai-lain. Itulah yang menjadi ciri khas pesantren yang nantinya ketika pulang ke masyarakat akan menjadi pribadi yang ber-akhlakul karimah.
Kenapa harus pesantren? kenapa bukan lembaga sekolah yang lain? Saat ini Pesantren menjadi lembaga pendidikan yang banyak dicari masyarakat. Peran pesantren sangat urgen sekali sekaligus merupakan tempat kaderisasi ulama, pesantren sangat berperan untuk membentuk pribadi yang baik khususnya dalam hal akhlak. Karena sudah kita saksikan sendiri banyak sekali kenakalan remaja yang sangat marak sekali seperti yang disebutkan penulis di atas. Jangan sampai generasi muda indonesia khususnya anak-anak kita rusak karena dekadensi moral akibat teknology yang semakin berkembang dan pengaruh lingkungan.
Dengan konsep revolusi mental yang ada dipesantren melalui gemblengan ibadah-ibadah dan tirakat-tirakat yang ada di dalamnya maka, akan menjadikan pribadi yang baik dan nantinya akan berdampak pada peradaban bangsa itu sendiri. harus selalu diingat adalah bahwa pesantren harus tetap menjadi “pondasi” dalam mengembangkan pertahanan mental spiritual sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan masa. Karena bangsa yang maju bukan hanya pendapatan perkapitanya tinggi akan tetapi bangsa yang maju adalah bangsa yang rakyatnya memiliki akhlak yang baik.
-Penulis Pengurus Santri: Ziyadatut Taqwa-Larangan Tokol Pamekasan-Madura, Mahasiswi: IAIN Madura