Semarang, Maarifnujatang.or.id – Guru di era revolusi industri 4.0 menghadapi tantangan yang cukup berat, karena harus melek teknologi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah pintu masuk bagi pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan terarah agar tujuan pembelajaran PAI sesuai tujuan.
Asosiasi Guru PAI Indonesia (AGPAII) menggelar workshop penyusunan RPP berbasis Android di Hotel Candi Indah Semarang, 22 Februari, 2020. Para peserta merupakan guru PAI se-Kota Semarang dari tingkat TK sampai SMA.
Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang itu bertujuan menyiapkan SDM guru PAI untuk menghadapi perkembangan teknologi. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Sapto Giri, siap tidak siap, pembelajaran akan mengarah ke arah penggunaan teknologi. Maka semua harus disiapkan, baik guru maupun pengawas. Jangan sampai guru ketinggalan dari murid soal teknologi.
Ketua DPD AGPAII Kota Semarang, Ahmad Fadhol menyampaikan bahwa AGPAII adalah organisasi profesi guru yang bersinergi dengan KKG, MGMP dan bekerjasama untuk meningkatkan kualitas guru. Guru agama harus merasa bangga karena bisa menginspirasi di dalam dan luar kelas.
- Iklan -
“Ada persepsi guru PAI gagap teknologi. Padahal guru PAI bisa menggunakan teknologi yang bisa menunjang tugas sehari-sehari terkait dengan pembelajaran, dikerjakan sekitar 3 menit. Dalam waktu yang singkat dapat mengerjakan tugas sehari-hari,” paparnya.
Penggunaan aplikasi penyusunan RPP akan dikembangkan dengan pembuatan modul, bahan ajar, penilaian digital berbasis android. Tidak hanya guru yang diuntungkan, karena Pengawas bisa memantau pekerjaan Guru PAI dan bisa menjadi pembinaan bagi GPAI.
Kepala Kemenag Kota Semarang Moh. Habib menjelaskan guru PAI mengemban tugas dan tanggung jawab besar, karena mengantarkan anak berkarakter. Guru-guru PAI bukan gaptek, karena IT sudah dijelaskan oleh Al-Qur’an. Tapi belum teraplikasikan.
Sesuai arahan Mendikbud
Wali Kota Semarang menyampaikan, menyambut baik adanya pelatihan ini karena sudah sesuai dengan program Mendikbud, yaitu penyederhanaan RPP. Penyerderhanaan itu bukan untuk mengurangi kualitas pembelajaran, tapi untuk membuat pembelajaran berlangsung efektif.
Menurut Syaekhudin, Pengurus DPW AGPAII Jawa Tengah menyampaikan bahwa dengan penyusunan RPP berbasis android bisa dimasukkan nilai-nilai penguatan karakter. Bagaimana membuat RPP satu lembar yang berkualitas dan memuat nilai-nilai penguatan pendidikan karakter.
Syaekhudin menambahkan, sampai saat ini keanggotaan AGPAII digital lebih dari 10.000. Anggota di Jawa Tengah jumlahnya sebanyak 2000 lebih. Tapi baru 198 guru yang aktif membuat RPP dan telah memproduksi 534 RPP. Syaekhudin berharap DPD membuat laporan perkembangan RPP Digital. Karena passing grade AGPAII digital adalah membuat 5 RPP digital, 5 mengomentari RPP guru lain, dan 5 dikomentari guru lain.
“RPP digital memiliki kelebihan, karena kita bisa kolaborasi bisa melihat RPP teman kita. Sesuai edaran keluasan guru lebih fokus merdeka belajar dengan arahan RPP digital. Dan hal ini merupakan langkah maju dari guru PAI ketika di mapel lain belum ada digitaliasi, AGPAII sudah memulainya,” tuturnya.
DPW AGPAII Jawa Tengah berharap untuk diadakan workshop di tingkat DPD karena jumlah keanggotaan AGPAII semakin meningkat. Dengan demikian juga sebuah keniscayaan untuk meningkatkan potensi masing-masing anggota DPD. Kendala klasik yang dihadapi dari AGPAII digital adalah HP guru ada yang belum mendukung. Karena untuk menggunakan aplikasi AGPAII digital memerlukan spesifikasi HP yang memadai. (Admin/Nanang Qosim).