Wonosobo, Maarifnujateng.or.id – Hujan deras mengguyur Wonosobo tapi tidak menyurutkan semangat para peserta Silaturahmi Kabupaten (Silatkab) Kader Penggerak NU untuk menghadiri acara ini, dibuktikan dengan banyak yang hadir dari 15 kecamatan se Wonosobo. Kegiatan dilaksanakan di GOR Drs. Poedjihardjo Kampus 2 UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo.
Tujuannya mempererat tali silaturahmi Kader Penggerak NU yang ada di Wonosobo. Acara dimulai pukul 13.00 diawali mujahadah, dilanjutkan bacaan Ayat suci Alquran, manyanyikan lagu Indonesia Raya dan yel yel kader penggerak NU lagu Syubbanul Wathon tidak ketinggalan pula.
Acara ini berlangsung Jum’at , 31 Januari 2020 bertepatan dengan HUT NU ke – 94. Drs. Ky Muh. Adib Wakil Rois Syuriah NU Kabupaten Wonosobo mengaharapkan kegiatan ini berjalan dengan baik.
Bapak Arifin Sidiq, M.Pd. ketua tanfidiyah NU kabupaten Wonosobo dalam pidatonya menyampaikan tentang “cinta” modal kita hanya cinta kepada NU
“Cinta peserta kepada NU diuji berdasarkan materi atau cintanya sejati semoga eksistensi kita sampai mati,” katanya.
- Iklan -
Kegiatan ini juga dilaksanakan launching koin Muktamar NU yang akan dilaksanakan di Lampung oleh beberapa pengurus NU Cabang Wonosobo.
Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH. Hudallah Ridwan dalam pidatonya berpesan salah satu tanda cinta kepada rasul adalah cinta kepada ulama, dikemas dalam wadah yang bernama NU. “94 tahun yang lalu NU lahir sampai sekarang masih tetap jaya, meskipun dihimpit, dihina, dicaci maki NU semakin jaya dan semakin menunjukkan kebesarannya, karena organisasi NU ikut andil besar dalam perjuangan mengusir penjajah,” katanya.
Menurut Gus Huda, ada 2 amanat NU yang wajib kita laksanakan amanat diniyah dan amanat wathoniah. “Kemandirian juga harus ditanamkan dalam setiap warga NU, maksudnya warga NU harus bisa menentukkan pendapat dan ideologinya sendiri. Umat yang bisa mengatur bukan diatur, bisa memberi bukan hanya meminta,” lanjut Gus Huda.
Menurutnya, NU mengemban dua amanah besar. “Pertama amanah diniyah, menjaga, menerusman, dan memba Islam Ahlussunnab Waljamaah. Kedua, amanah wathoniyah, yaitu menjaga NKRI,” jelas Gus Huda.
Untuk dapat melaksanakan 2 amanah tersebut, menurut Gus Huda, NU harus mandiri, di mana kemandirian itu bertumpu pada 4 kekuatan. “Pertama kuat ideologinya. Kedua kuat ilmunya. Ketiga, sehat organisasinya; NU harus hidup sampai ranting dan anak ranting, sinergitas antar lembaga dan banom, atara PB- PW, PC, MWC, ranting dan anak ranting. Keempat, kuat ekonominya, poin ke empat ini merupakan konsekuwensi dari poin 1, 2, dan 3. Kelima, kuat di bidang politik secara luas. Poin kelima ini merupakan konsekuensi dari poin pertama, kedua, ketiga, dan keempat,” paparnya.
Ditegaskan Gus Huda, untuk mewujudkan kemandirian harus ada kekuatan dari bawah sampai tingkatan atas. “Maka harus ada persatuan dan kesatuan untuk melaksanakan amanat diniyah dan wathoniyah,” lanjutnya.
Beliau juga memberikan apresiasi kepada panitia dengan adanya acara ini. Karena silaturahmi ini adalah modal utama untuk mewujudkan komitmen NU. (Admin/HI/Munadhiroh).