Semarang, Maarifnujateng.or.id – Pada hari Sabtu, 14 Desember 2019 Program kemitraan LP Ma`arif NU Jawa Tengah – UNICEF melaksanakan monitoring dan FGD (focus group discussion) yang dihadiri oleh Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Jakarta KH. Drs. Arifin Junaidi.
Kegiatan tersebut di laksanakan di MI Ma`arif Keji Ungaran dan dihadiri kepala Madrasah, Guru Pendamping Khusus, Pengurus Yayasan, dari 4 Madrasah Inklusi Ma`arif di Semarang yaitu, MI Ma`arif Pabelan, MTs. NU Ungaran, MI Ma`arif Gedanganak, MI Ma`arif NU Keji.
Dalam kunjungan monitoringnya Arifin Junaidi menyampaikan apresiasinya kepada 4 Madrasah Ma`arif di kebupaten Semarang yang sudah menyelenggarakan pendidikan inklusi.
Menurut Arifin apa yang dilakukan LP Ma`arif itu sebenarnya jauh lebih maju dalam layanan pembelajaran inklusif. Aripin juga menyoroti banyaknya data ABK di Indonesia yang berbeda-beda dari masing-masing lembaga misalnya antara kemensos, BPS, dan WHO sendiri.
Lebih lanjut Arifin menyoroti tentang masih banyak anak penyandang Disabilitas yang belum memperoleh akses pendidikan. Karena banyak faktor eperti ketinggalan dalam penanganan disabilitas. Menurutnya, BSNP juga memiliki tanggumgjawab untuk membahas standar pelaksanaan pendidikan yang inklusif.
- Iklan -
“Kami di BSNP tugasnya menyusun standar pendidikan, semoga ini bisa menjadi bahan diskusi kami dalam penyusunan standar karena memang menyusun standar kompetensi Inklusi ini berbeda dengan umumnya sari 8 standar yang ada” ujarnya.
Koordinator Program Inklusi LP Ma`arif NU Jawa Tengah Fakhruddin Karmani menyampaikan bahwa saat ini keberadaan Madrasah inklusi di Jawa Tengah sudah menajdi Laboratorium Ilmiah bagai para peneliti disabilitas.
“Hari ini madrasah Inklusi Ma`arif kita patut di banggakan karena sudah banyak para peniliti yang datang untuk melihat praktik pembelajaran atau pengelolaan madrasah inklusif. Dan MI Keji ini menjadi salah satu laboratorium utama Ma`arif sebagai Madrasah Inklusif” demikian disampaikan Fahruddin.
Menurut Fakhruddin, melalui monitoring dari BSNP ini diharapkan akan ada perubahan signifikan dari pemerintah melalui BSNP agar penyusunan standar pendidikan juga mulai mempertimbangkan prinsip-prinsip inklusi atau juga mengacu pada pengelolaan madrasah/sekolah inklusi yang selama masih belum mendapat perhatian serius terutama madrasah.
Madrasah Inklusif Integratif
Semetara dalam kesempatan FGD tersebut Supriono, Kepala MI Ma`arif Keji menyampaikan saat ini pihak Badan Pelaksana Penyelenggaran Pendidikan Ma`arif (BP3M) di keji sedang menyiapkan layanan Inklusif yang terintegrasi. Layanan pendidikan inklusif di Madrasah Keji ini akan dimulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Raudlatul Athfal (RA/TK), MI, dan Pondok Pesantren Inklusif Tahfidz Qur`an.
“Kami akan lakukan ini terus menerus sehingga kami bisa memberian layanan kepada ABK. Kami akan integrasikan lyanan inklusif ini mulai dari PAUD, RA, MI da Pondok Pesantren. Layanan kami mulai assesment sampai layanan di ruang sumber, melalui kurikulum pembelajaran yang sudah kita update sedemikian rupa dengan model pembelajaran diruang kelas maupun ruang sumber,” kata dia.
Semetara menurut Munawir, ketua BP3M NU Ma`arif Keji menjelaskan bahwwa pihaknya akan terus mendukung Kepala Madrasah dan semua Guru menuju lingkungan dan madarsah yang inklusif. Bahakan menurtnya, saat ini MI Ma`arif Keji sudah Menjadi pusat kajian ilmiah untuk penelitian baik dari mahasiswa, dosen, bahkan peneliti dari luar negeri. (Admin/HI).