“Kenakalan anak di pondok belum tentu kesalahan si anak bisa jadi belum tersambung ruhaniah orangtuanya dengan pendiri pondok”.
Singkat cerita, saya memondokkan anak di salah satu pondok di daerah Guyangan, Pati, Jawa Tengah. Pondok ini merupakan pilihan anaknya sendiri. Berjalannya waktu dari tahun pertama, kedua tidak ada kendala semuanya berjalan seperti yang diharapkan. Pas di tahun ketiga ini, tepatnya Sabtu kemarin kami mendapatkan telepon dari pondok bahwa putranya membuat kegaduhan dengan 11 santri lainnya dan mendapatkan sanksi SP 2. Betapa kaget kami selaku orangtua bagaikan disambar petir di siang bolong.
Selanjutnya, kami datang ke pondok dan menghadap walikelas dan lurah pondok sekaligus Kepala MTs di pondok tersebut.
Setelah dihadirkan anaknya, dan dikonfirmasi benarlah apa yang terjadi. Sebagai orangtua, tentu kami minta maaf atas kelakuan putranya. Saat itu waktu sudah mendekati zuhur. Mediasi/musyawarah berjalan mulus, alhamdulillah.
- Iklan -
Tapi, ada suatu ganjalan di hati kami, kenapa setiap memandang wajah putranya terlihat gelap cahaya wajahnya dan ini terjadi juga pada hari sebelumnya. Bahkan, saat berkunjung saya tidak betah lama tidak lebih dari 10 menit, saya heran dengan wajah putra saya cahayanya gelap tidak seperti santri lainnya yang saya lihat bercahaya wajahnya.
Saya memilih meninggalkan lokasi pondok untuk menunggu jam besuk, dalam perjalanan saya mencari cari apa maksud dari semua ini. Kemudian saya mendekati pemakaman umum yang kebetulan di pemakaman umum tersebut dimakamkan pendiri pondok pesantren Guyangan ini.
Seketika itu, terbesit di hati “Inilah penyebabnya, sudah berkali kali saya melewati belum pernah ziarah bahkan haulpun belum pernah datang”. Seketika saya belokkan mobil dan ziarah ke pendiri pondok tersebut, yaitu Mbah alm. KH. A. Suyuthi Abdul Qadir.
Selesai ziarah, suasana semua serba terang. Bahkan saat ziarahpun suasana sudah berubah, tibalah waktunya untuk berkunjung (waktunya besuk) dan alhamdulillah pertama kali melihat putranya wajahnya sudah bercahaya seperti santri santri lainnya.
Inilah hikmah yang berharga, semoga para wali santri / orangtua bisa mengambil hikmah dari cerita ini, dan mohon doanya semua agar putranya berhasil dalam menimba ilmu. Amin.
Pati, Ahad 3 November 2019
Al Faqir
Herman Al Fanqiny