SUARA MERDEKA- Sebagai tuan rumah Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) X se- Jateng 2017, Jepara menjadi runner up.
Raihan medali emas kalah dari kontingen Kabupaten Kudus. Dengan prestasi tersebut Kudus sekaligus mempertahankan gelar juara yang sebelumnya diraih. Dari seluruh cabang yang dilombakan sejak Minggu hingga Selasa (21-23/5), Kudus berhasil menyabet 20 emas, tujuh perak, dan 10 perunggu. Sementara Jepara meraih 16 emas, 19 perak, dan delapan perunggu.
Adapun peringkat ketiga diraih kontingen Kabupaten Temanggung dengan delapan emas, dua perak, dan tujuh perunggu. Meski demikian, raihan Kabupaten Jepara lebih baik dibandingkan dengan Porsema se-Jateng sebelumnya yang hanya mendapatkan enam emas.
Ketua LP Maíarif NU Jateng Agus Sofyan Hadi menjelaskan, selain mencetak atlet-atlet di bidang olahraga dan seni, tujuan Porsema untuk mempererat hubungan persaudaraan (ukhuwah). Dengan semangat ini pula segala kekurangan selama penyelenggaraan Porsema bisa dimaafkan. ‘’Sebaik apa pun hasil yang dicapai jika hanya menyebabkan cerai berai akan percuma,’’ tutur Sofyan saat penyerahan trofi dan penutupan Porsema X di Gedung Serba Guna Kompleks Setda Jepara, Selasa (23/5).
- Iklan -
Meski demikian, segala kekurangan sehingga menyebabkan beberapa keluhan dari peserta, kata dia, sudah dievaluasi agar dalam penyelenggaraan berikutnya bisa lebih baik.
Prosesi penyerahan trofi sekaligus penutupan dihadiri Bupati Jepara Ahmad Marzuqi, Rais Syuriyah PCNU Jepara KH Ubaidillah Nur Umar (Mbah Ubeid), Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara KH Hayatun Nufus Abdullah Hadziq, pengurus LP Maíarif Jepara, serta perwakilan kontingen dari semua daerah perserta. Mbah Ubeid mewakili tuan rumah meminta maaf atas ketidaksempurnaan penyelenggaraan Porsema, bahkan mungkin juga tidak memuaskan.
Dia meminta agar agenda rutin tersebut ke depan tetap dilangsungkan. Di luar itu, Mbah Ubeid juga meminta agar LP Maíarif tetap menjadi benteng agar jamíiyah Nahdlatul Ulama dari faham radikal. Sebab, selama ini lembaga itu sudah mampu melakukan. Sementara itu, Marzuqi yang menutup Porsema X mengatakan, semangat dalam mengikuti Porsema harus dipahami sebagai bentuk pengabdian kepada jamíiyah NU.
Selain itu, melalui agenda olahraga, mampu menjalin kerukunan dan silaturahmi dari semua peserta dari seluruh Jateng. ‘’Kami berharap bagi juara dirayakan dengan penuh syukur. Tapi. yang kalah jangan putus asa, sebab ini merupakan bentuk pengabdian untuk NU,’’ katanya. (adp-27)