Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Perilaku islami harus terpancar dari aklak umat muslim yang menghargai perbedaan bukan sebaliknya malah membuat keresahan antarsesamanya. Muslim sejati sejati adalah mereka yang bisa menyelamatkan lidahnya dan tangannya dari perbuatan-perbuatan tidak yang dilarang Allah, termasuk mengkafirkan sesama umat islam.
Demikian antara lain penyataan yang terungkap dalam Dialog dan Bedah Buku “Mudah Mengkafirkan: Akar Masalah, Bahaya, dan Terapinya karya Syaikh Atiyatullah Al-Libi, Minggu (26/6). Kegiatan yanag dilaksanakan di Hotel Grand Tjokro Klaten tersebut digagas oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jateng dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Acara ini dihadiri oleh 100an peserta dari organisasi massa, tokoh agama, tokoh masyarakat, di Solo Raya dan sekitarnya. Acara dialog dan bedah buku ini juga dihadiri oleh beberapa mantan narapidana teroris seperti M. Yusuf, Abu Tholut, dan lainnya. Narasumber yang hadir antara lain Prof. Dr. Irfan Idris Guru Besar UIN Alayudin Makassar, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr Ahmad Thib Raya MA, Wakil Ketua MUI Jateng Prof. Dr. Ahmad Rofiq, dan Wakil Ketua PW Muhammadiyah Dr. Rozihan SH. MAg.
Ketua FKPT Jateng H. Najahan Musyafak mengatakan bahwa latar belakang diadakannya kegiatan ini adalah keprihatinan ada kelompok-kelompok di kalangan umat islam yang dengan mudahnya mengkafirman kelompok yang lain. Untuk itu dialog dan bedah buku ini dilakukan untuk memberi wawawasan pengetahuan kepada masyarakat pentingnya pemahaman menyeluruh tentang islam yang rahmatan lil alamin.
- Iklan -
“Tindakan mengkafirkan orang lain, apalagi sesama muslim itu dampaknya luar biasa bagi umat islam. Efeknya akan membuat perpecahan di sana-sini.Maka dari itu di bulan suci ini mari kita berdialog dan berdiskusi untuk kepentingan bersama baik yang hadir dalam forum ini maupun di luar sana. Hasil dialog ini akan disebarluaskan untuk kebaikan bersama dan memberi manfaat untuk umat” ungkap Najahan. (din).