Upaya pemerintah dalam mencegah dan meberantas terorisme di Indonesia terus dilakukan. Berbagai kegiatan dan sosialisasi yang menggandeng beragam elemen masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan untuk membendung berkembangnya paham terorisme terus digelar di beberapa daerah. Hal ini penting mengingat masyarakatlah yang memiliki peran yang strategis memutus mata rantai dan berkembangnya paham radikal di Indonesia.
Pada Selasa (7/7) Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menggelar Halaqoh Kebangsaan bagi Mubalig dan Pengasuh Pondok Pesantren di wilayah eks Karsidenan Pati. Acara yang berlangsung di Ponpes Darul Falah Jekulo Kudus itu dihadiri oleh 265 peserta. Kebanyakan peserta adalah para pengasuh pondok pesantren, mubalig yang datang dari Kudus, Demak, Jepara, Pati, Rembang, dan Grobogan.
Sekretaris FKPT Jateng Drs. Eko Prihadi dalam upacara pembukaan mengatakan Jawa Tengah secara geografis memiliki wilayah yang sangat luas dan potensi berkembanganya paham radikal di Jawa Tengah juga cukup mengkhawatirkan. Fakta mengatakan beberapa peristiwa terorisme beberapa diantaranya terjadi di Jawa Tengah, dan juga pelakunya dari Jawa Tengah. Belum lagi, ormas atau lembaga yang berpotensi mengusung paham radikal juga banyak berkembang di Jawa Tengah.
“Untuk itu perlu dibuat sebuah forum halaqoh sebagai wahana silaturrahmi, bahu membahu, saling mengingatkan, untuk selalu menjaga stabilitas Jawa Tengah agar selalu adem, ayem tentrem. Kami mengundang Kiai, Ustadz, Mubaligh dan Mubalighat, Unsur NU, Muhammadiyah, dan lainnya. Semuanya dalam kerangka, saling peduli, saling memahami bagaimana hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia ini dengan keanekaragamannya ” ungkap Eko.
- Iklan -
Tema yang diusung dalam halaqoh ini adalah Reaktualisasi Dakwah Walisongi Menuju Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamain. Menurut Eko para ulama nusantara yang tergabung dalam Walisongo memiliki visi moderatisme dan toleransi dalam berdakwah. Keteladanan Walisongo di dalam menyebarkan dakwah di kalangan masyarakat nusantara bisa dijadikan model yang membawa Islam menjadi agama yang bermanfaat bagi sesama.
Acara yang berlangsung selama satu hari tersebut menghadirkan berbagai narasumber antara lain KH Ubaidillah Shodaqoh yang juga Rois Syuriah PWNU Jateng, KH Dian Nafi, Pengasuh Ponpes Windan Surakarta, Dr. H Muhayya akademisi UIN Walisongo, Ust Abdurrahman Ayyub, Jihadis, yang juga mantan teroris, dan Kepala Kemenag Prov. Jateng Drs. H. Ahmadi. Hadir pula dalam acara pembukaan tersebut Kepala Kesbangpol Kab. Kudus Djati SHolihah, S.Sos, MM, perwakilan TNI/Polri, Ormas, dan tokoh-tokoh agama dan masyarakat di Kab Kudus. (Muslihudin el Hasanudin)